kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Persaingan likuiditas bisa membuat bank berkonsolidasi alami


Minggu, 18 November 2018 / 20:45 WIB
Persaingan likuiditas bisa membuat bank berkonsolidasi alami
ILUSTRASI. Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan memperebutkan likuiditas akan membuat perbankan, terutama bank-bank kecil melakukan konsolidasi atau merger secara alami.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, bank besar dengan skala cabang, EDC, ATM dan digital banking yang kuat akan banyak diuntungkan karena bisa menghimpun dana murah dengan murah dan mudah.

“Bank selain itu seperti bank kecil akan susah untuk mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK),” kata Kartika dalam acara outlook 2019 yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni), Jumat (16/11).

Dalam beberapa tahun ke depan, menurut Kartika, proses merger dan akusisi diperkirakan akan semakin banyak. Ini juga seiring masuknya modal dari investor asing.

Ia mencontohkan Sumitomo Mitsui yang akan masuk ke Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan melakukan merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Selain itu, MUFG juga akan masuk ke Bank Danamon dan melakukan merger dengan Bank BNP Parahyangan dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG).

Bahkan, menurut Kartika, dalam waktu dekat Bank of China akan melakukan akuisisi terhadap bank menengah. Konsolidasi ini bertujuan untuk memperkuat permodalan.

Secara industri, dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tidak berkorelasi terhadap pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Sehingga meskipun PDB trennya naik, namun DPK malah sebaliknya trennya melambat.

Menurut Kartika, ini menjadi pertanyaan beberapa ahli ekonomi. Beberapa hipotesis terkait ini adalah karena efek setelah program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×