Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan kembali menunjukkan perlambatan. Namun, Bank Indonesia (BI) optimistis likuiditas perbankan belum ketat.
Hingga November 2023, pertumbuhan DPK perbankan mencapai 3,04% secara tahunan. Capaian tersebut sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 3,43%.
Meski demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo bilang likuiditas perbankan memadai sehingga memperkuat lending capacity perbankan. Ini tercermin dari Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap terjaga tinggi, yaitu 26,04%.
Baca Juga: Nasabah Tajir Tahan Dana di Instrumen Investasi, Ini Penyebabnya
Adapun, ia bilang likuiditas perbankan yang tetap memadai tersebut didukung oleh kebijakan makroprudensial akomodatif, antara lain implementasi Kebijakan Insentif Likuditas Makroprudensial (KLM).
Sebagai informasi, total tambahan likuiditas dari insentif KLM mencapai Rp163,3 triliun per Desember 2023 atau meningkat sebesar Rp 55 triliun sejak penerapan KLM pada 1 Oktober 2023.
Sementara itu, Perry bilang perkembangan likuiditas tersebut berdampak positif terhadap suku bunga perbankan, dengan suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada November 2023 tetap terjaga, masing-masing di 4,46% dan 9,29%.
Baca Juga: Nasabah Tahan Dana di Instrumen Investasi, Kelolaan Dana Wealth Management Tumbuh
Selain itu, likuiditas yang memadai juga didukung oleh keberadaan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang diperdagangkan di pasar sekunder sehingga meningkatkan fleksibilitas perbankan dalam mengelola likuiditas dan turut mendukung terjaganya lending capacity perbankan.
Perry menyebutkan BI akan terus meningkatkan efektivitas implementasi KLM untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan yang lebih tinggi pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit besar dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News