kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan laba bank masih akan melambat


Selasa, 06 Januari 2015 / 07:08 WIB
Pertumbuhan laba bank masih akan melambat
ILUSTRASI. Indonesia International Furniture Expo yang diselenggarakan PT Dyandra Media International Tbk (DYAN).


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tahun 2015 yang bershio kambing kayu, tampaknya belum terlihat mampu menopang kinerja industri perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi laba bank akan terus melambat.

Penyebabnya adalah kucuran kredit yang tak sederas tahun-tahun sebelumnya, imbas dari likuiditas ketat. Di sisi lain, pendapatan bunga kredit tergerus saat beban bunga dana pihak ketiga (DPK) justru semakin tinggi.

"Pertumbuhan laba bisa lebih rendah dari tahun 2014," ujar Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan kepada KONTAN, Senin (5/1). Gejala perlambatan laba ini mulai terlihat sejak Oktober 2014, kala laba bersih bank hanya naik 5,73% menjadi Rp 94,14 triliun dari Rp 89,03 triliun per Oktober 2013. Padahal pada Oktober 2013, laba perbankan bisa mekar hingga 16,96% dibandingkan Oktober 2012.

Perlambatan pertumbuhan laba tahun 2014, kata Nelson, merupakan imbas suku bunga DPK yang meningkat 124 basis poin (bps) hingga 232 bps dari tahun 2013. Bunga deposito 6 bulan, semisal, naik hingga 248 bps menjadi 9,31%.

Asmawi Syam, Plt. Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan, BRI mencatat pendapatan laba di atas Rp 20 triliun pada akhir tahun 2014. Meski tidak menyebut angka pasti, laba ini tidak berbeda jauh dengan laba tahun 2013 sebesar Rp 21,16 triliun. "Kami sudah hitung, ini sudah sejalan dengan rencana bisnis bank dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi," kata Asmawi.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengungkapkan hal serupa. Bank milik investor Singapura tersebut mencatat pertumbuhan laba tahun 2014 di kisaran 15%–20% dan berjumlah Rp 1,31 triliun hingga Rp 1,37 triliun. Padahal, pada tahun 2013 laba OCBC NISP meningkat 25% menjadi Rp 1,14 triliun.

Perlambatan laba juga dirasakan Bank DKI. Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI mengatakan, per Oktober 2014 lalu, laba Bank DKI hanya tumbuh 7,74% menjadi Rp 620,18 miliar. "Laba tahun 2014 akan berada di bawah 15%," imbuh Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×