CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Targetkan laba Rp 48 M, ini strategi Bank Mutiara


Selasa, 30 Desember 2014 / 16:05 WIB
Targetkan laba Rp 48 M, ini strategi Bank Mutiara
ILUSTRASI. Asam Mefenamat Obat Apa? Simak Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Mutiara yakin bisa membukukan laba hingga Rp 48 miliar di tahun depan. Salah satu upaya eks Bank Century untuk mencapai laba itu, adalah dengan cara recovery aset yang berasal dari kredit macet lama yang saat ini tersisa sekitar Rp 2 triliun.

"Selain dari recovery aset, kami juga tetap mengandalkan pendapatan bunga," terang Ahmad Fajar, Plt Direktur Utama Bank Mutiara, Selasa (30/12). Saat ini recovery rate Bank Mutiara sebesar 45% dari total kredit macet yang mencapai sekitar Rp 3 triliun.

Meski begitu, penjualan aset atas kredit macet lama tidak akan mudah. Menurut Fajar, salah satu aset yang perlu dijual berbentuk surat berharga. Namun Fajar bilang, justru penjualan aset yang berbentuk surat berharga itu yang paling sulit untuk direalisasikan.

Namun Fajar menegaskan, Bank Mutiara akan melakukan write off surat berharga tersebut jika sudah jatuh tempo. "Atau mungkin nanti J Trust bisa membentuk perusahaan asset management untuk membeli dan mengelola surat berharga peninggalan pemegang saham lama itu," imbuh Fajar.

Fajar pun tetap yakin bisa menyelesaikan masalah kredit macet lama tersebut. Apalagi, kata dia, saat ini Bank Mutiara sudah dikuasai pihak swasta. "Karena saat masih diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Bank Mutiara kesulitan menjual aset dari kredit lama. Apalagi, jika aset tersebut terjual murah dan nantinya bakal dianggap merugikan negara," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×