kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pertumbuhan semua kredit BCA di kuartal I rendah


Rabu, 29 April 2015 / 22:08 WIB
Pertumbuhan semua kredit BCA di kuartal I rendah
ILUSTRASI. Cara Nonton Ragna Crimson Episode 8 Subtitle Indonesia dan Link Streaming Resmi


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pertumbuhan kredit Bank Central Asia (BCA) di kuartal I 2015 sungguh rendah, dibawah 10% secara year on year (yoy). Rendahnya pertumbuhan tersebut bahkan terjadi di semua jenis kredit yang disalurkan oleh bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan BCA di kuartal I 2015, secara keseluruhan kredit yang disalurkan mencapai Rp 335,6 triliun atau tumbuh 5,8% yoy. Dari jumlah tersebut, porsi kredit korporasi sebesar 32,5% dari total portofolio. "Sementara kredit konsumer dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebesar 40,1% dan kredit konsumer sebesar 27,4% dari total kredit," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA di Jakarta, Rabu (29/4).

Adapun pertumbuhan kredit korporasi di kuartal I 2015 mencapai 2,9% yoy menjadi Rp 109,2 triliun. "Rendahnya pertumbuhan kredit korporasi ini disebabkan banyak terjadi pelunasan kredit korporasi sepanjang triwulan I 2015," ujar Jahja.

Sementara kredit komersial dan UKM tumbuh 8,3% secara yoy menjadi Rp 134,4 triliun. Selain itu, kredit konsumer BCA juga hanya tumbuh 5,6% secara yoy menjadi Rp 92,0 triliun.

Jahja beranggapan bahwa realisasi pertumbuhan semua jenis kredit BCA yang rendah dibawah target arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 15% - 17% secara yoy adalah sesuatu yang wajar. Sebab sejak tahun lalu hingga awal tahun ini, ekonomi Indonesia dalam kondisi melambat. "Di tengah gairah produksi dunia usaha yang rendah dan daya beli masyarakat yang menurun, tentu kita memilih untuk mengikuti arus," pungkas Jahja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×