kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.265   -85,00   -0,53%
  • IDX 7.073   -92,58   -1,29%
  • KOMPAS100 1.039   -16,65   -1,58%
  • LQ45 818   -13,93   -1,67%
  • ISSI 212   -2,57   -1,20%
  • IDX30 421   -5,97   -1,40%
  • IDXHIDIV20 506   -5,92   -1,16%
  • IDX80 118   -2,08   -1,73%
  • IDXV30 121   -1,72   -1,40%
  • IDXQ30 139   -1,80   -1,29%

Pertumbuhan semua kredit BCA di kuartal I rendah


Rabu, 29 April 2015 / 22:08 WIB
Pertumbuhan semua kredit BCA di kuartal I rendah
ILUSTRASI. Cara Nonton Ragna Crimson Episode 8 Subtitle Indonesia dan Link Streaming Resmi


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pertumbuhan kredit Bank Central Asia (BCA) di kuartal I 2015 sungguh rendah, dibawah 10% secara year on year (yoy). Rendahnya pertumbuhan tersebut bahkan terjadi di semua jenis kredit yang disalurkan oleh bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan BCA di kuartal I 2015, secara keseluruhan kredit yang disalurkan mencapai Rp 335,6 triliun atau tumbuh 5,8% yoy. Dari jumlah tersebut, porsi kredit korporasi sebesar 32,5% dari total portofolio. "Sementara kredit konsumer dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebesar 40,1% dan kredit konsumer sebesar 27,4% dari total kredit," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA di Jakarta, Rabu (29/4).

Adapun pertumbuhan kredit korporasi di kuartal I 2015 mencapai 2,9% yoy menjadi Rp 109,2 triliun. "Rendahnya pertumbuhan kredit korporasi ini disebabkan banyak terjadi pelunasan kredit korporasi sepanjang triwulan I 2015," ujar Jahja.

Sementara kredit komersial dan UKM tumbuh 8,3% secara yoy menjadi Rp 134,4 triliun. Selain itu, kredit konsumer BCA juga hanya tumbuh 5,6% secara yoy menjadi Rp 92,0 triliun.

Jahja beranggapan bahwa realisasi pertumbuhan semua jenis kredit BCA yang rendah dibawah target arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 15% - 17% secara yoy adalah sesuatu yang wajar. Sebab sejak tahun lalu hingga awal tahun ini, ekonomi Indonesia dalam kondisi melambat. "Di tengah gairah produksi dunia usaha yang rendah dan daya beli masyarakat yang menurun, tentu kita memilih untuk mengikuti arus," pungkas Jahja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×