Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memproyeksikan kebutuhan pendanaan perseroan akan mencapai Rp 23 triliun di tahun ini.
Dalam memenuhi kebutuhan pendanaan Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM Sunar Basuki mengatakan, PNM akan mengandalkan penggalangan dana dari pasar modal, karena cukup banyak minat investor pasar modal kepada PNM.
"Pasar modal kelihatan cukup bagus, cukup banyak juga minat investor pasar modal ke PNM. karena dari obligasi yang kemarin kami terbitkan Rp 3 triliun, yang berminat dua kali lipat," kata Sunar kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Sunar juga menyampaikan, ini adalah sejarah bagi PNM dalam merilis obligasi Rp 3 triliun dan bisa mendapat kupon terendah. "Biasanya kami tidak pernah dapat 6% untuk jangka waktu 1 tahun, sekarang kami bisa dapat di kisaran 3,75%," tambah Sunar.
Selain mengandalkan dari pasar modal, perseroan juga akan mencari pendanaan dari perbankan, dan sejauh ini sudah banyak bank yang ingin bekerjasama untuk memberikan dukungan pendanaan kepada PNM.
Baca Juga: Jasa Raharja Bekerja Sama dengan PNM Berdayakan Ekonomi Korban Laka
Sementara itu, PNM juga berencana bakal kembali menerbitkan obligasi pada akhir kuartal I atau kuartal II tahun ini dengan nilai sekitar Rp 3 triliun.
Dalam memperkuat sinerginya dengan PNM, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga menyediakan funding facility kepada PNM oleh BRI.
Funding facility di siapkan bagi PNM sebesar Rp4 triliun untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat ultra mikro sebanyak-banyaknya dengan biaya seminimal mungkin.
Dukungan funding facility sebagai upaya penekanan Cost of Fund (CoF) ini dinilai akan berdampak positif terhadap efisiensi struktur biaya dana PNM. Bunga pembiayaan kepada nasabah juga diyakini secara bertahap akan menjadi lebih rendah sehingga manfaat layanan juga akan meningkat dan semakin dirasakan nasabah.
"Sebagai salah satu formulasi penurunan CoF, nasabah di segmen ultra mikro akan semakin merasakan manfaat berupa bunga kredit yang lebih ramah," kata Direktur Utama PNM Arief Mulyadi.
Sebagai informasi, PNM sendiri telah memperoleh kenaikan rating dari A menjadi AA sehingga dapat mempengaruhi sentimen positif pasar saat menerbitkan obligasi. Arief menambahkan, ke depan PNM bersama BRI akan terus bersinergi sebagai bentuk keberpihakan terhadap keberlanjutan sektor ultra mikro.
Seperti diketahui, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bakal menargetkan penyaluran pembiayaan bisa mencapai Rp 55 triliun pada tahun ini atau tumbuh sekitar 17% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baca Juga: PNM Menghadirkan Kick-Off Program Pemberdayaan Tahun 2022
PNM juga menargetkan outstanding mencapai Rp 38 triliun dan peningkatan jumlah nasabah hingga 14 juta. Dengan optimisme peningkatan jumlah nasabah lantaran di tahun 2024 PNM menargetkan penambahan mencapai 20 juta nasabah. Sehingga dengan target 3 juta nasabah di tahun 2022, sudah sesuai dengan target di akhir tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News