Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Jelang akhir tahun ini, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) kembali memanfaatkan pasar modal untuk mendukung bisnis pembiayaan perseroan. BUMN yang melaksanakan aktivitas pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan koperasi ini menerbitkan reksadana penyertaan terbatas senilai Rp 200 miliar.
Kepala Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha PNM Arief Mulyadi mengatakan, lewat instrumen pasar modal, PNM bakal memanfaatkan dana para investor. "Melalui anak usaha kami, yakni PT PNM Investment Management, perseroan menerbitkan RDPT Pembiayaan Mikro BUMN 2011 sebesar Rp 200 miliar," ujarnya kepada KONTAN, (26/12).
RDPT ini telah tercatat di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan diluncurkan akhir pekan lalu. Duit yang terkumpul dari sumber pendanaan alternatif itu dinilai sesuai harapan perseroan. Walaupun, jumlah peminatnya melampaui target yang telah dipatok.
Maklumlah, Arief mengklaim, imbal hasil yang ditawarkan perseroan cukup menggiurkan para investor untuk mencari penempatan dana yang mampu menggemukkan pengelolaan. Dengan catatan, tetap mempertimbangkan risiko investasi yang ada sekecil mungkin.
Direktur Utama PNM IM, MQ Gunadi berharap, RDPT yang diterbitkannya dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan UMKM dan koperasi di Indonesia. "Sektor UMKM merupakan pasar yang besar dan membutuhkan pendanaan yang besar," terang dia.
Menurut Gunadi, salah satu kendala UMKM dalam menjalankan aktivitas usahanya lantaran keterbatasan akses permodalan. Maklumlah, sebanyak 68,7% modal dari usaha mikro ini masih mengandalkan koceknya sendiri atau bahkan pinjaman rentenir.
Sekadar informasi, pendanaan tersebut bakal digunakan untuk menyalurkan pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil melalui Unit Layanan Modal Mikro alias ULaMM. Hingga kini, PNM tercatat sudah menyalurkan pembiayaan kepada 71.380 UMK lewat 582 kantor di lebih dari 2.000 kecamatan di Indonesia.
Sepanjang Januari-Oktober 2011, PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1,8 triliun atau naik 52% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sejak program ini digulirkan awal 2009 lalu, pembiayaan kepada UMK tercatat mencapai Rp 4,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News