kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

PNM Targetkan Penyaluran Pembiayaan Rp 55 Triliun Pada Tahun 2022


Jumat, 17 Desember 2021 / 15:47 WIB
PNM Targetkan Penyaluran Pembiayaan Rp 55 Triliun Pada Tahun 2022
ILUSTRASI. Petugas?PT Permodalan Nasional Madani (PNM)?bersama nasabah Mekaar PNM.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menargetkan penyaluran pembiayaan bisa mencapai Rp 55 triliun di tahun 2022 atau tumbuh sekitar 17% dibandingkan dengan tahun ini.

PNM juga menargetkan outstanding mencapai Rp 38 triliun dan peningkatan jumlah nasabah hingga 14 juta di tahun depan. Dengan optimisme peningkatan jumlah nasabah lantaran di tahun 2024 PNM menargetkan penambahan mencapai 20 juta nasabah. Sehingga dengan target 3 juta nasabah di tahun 2022, sudah sesuai dengan target di akhir tahun 2024.

Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM Sunar Basuki juga optimis hingga akhir tahun dapat menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 47 triliun. "Hingga akhir tahun kami targetkan penyaluran sekitar Rp 44 triliun untuk program Mekaar, dan Rp 3 triliun untuk Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) dengan jumlah nasabah akan kembali mencetak rekor baru yang diperkirakan mencapai 11 juta nasabah aktif hingga akhir tahun," ucap Sunar di Jakarta, Jumat (16/12).

Pencapaian ini juga diyakini terlebih saat ini PNM telah menanggalkan status perseroannya setelah bergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian dan BRI.

Baca Juga: OJK Tegur Bank Digital yang Sering Goreng Saham, Bisa Bikin Investor Kejeblos

Seperti diketahui, hingga November 2021, penyaluran pembiayaan PNM untuk program Mekaar dan ULaMM tumbuh masing-masing sekitar 96,3% secara year on year (yoy) menjadi Rp 42,1 triliun dan sekitar 29,3% yoy atau Rp 2,79 triliun.

Sementara dari sisi outstanding PNM untuk kedua program tersebut mencapai Rp 32,67 triliun atau tumbuh 49,2% dari tahun sebelumnya senilai Rp 21,89 triliun.

Sunar mengaku, banyak keuntungan bagi pihaknya setelah bergabung menjadi bagian dari holding, salah satunya kucuran pendanaan bagi masyarakat dengan lebih banyak dan murah. Di mana pembiayaan untuk para nasabah bisa lebih murah.

Selain itu, dengan bergabung dengan holding pihaknya mendapatkan dukungan dari para karyawan dalam melakukan fungsi pemberdayaan masyarakat selain memberikan pembiayaan. Setelah bergabung dengan holding, setidaknya sudah ada 22 collocation dengan holding.

Baca Juga: Kredivo Menjalin Kolaborasi dengan IKEA Indonesia

"Dengan menjadi bagian dari holding, PNM akan mengoptimalkan para nasabah PNM saat ini. Apalagi salah satu BUMN lainnya telah memiliki jaringan yang luas dan telah menjangkau masyarakat di pelosok daerah," katanya.

Oleh karena itu kata Sunar di tahun depan, akan menjadi momentum untuk PNM dalam mengukuhkan menjadi perusahaan pembiayaan berbasis kelompok terbesar di dunia. Terlebih saat ini PNM sudah melampaui Grameen Bank, pioneer pembiayaan kelompok di Bangladesh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×