kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

PPN DPT Diperpanjang, Cermati Pengaruhnya ke Penyaluran Kredit Kepemilikan Apartemen


Jumat, 17 Oktober 2025 / 20:06 WIB
PPN DPT Diperpanjang, Cermati Pengaruhnya ke Penyaluran Kredit Kepemilikan Apartemen
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati maket hunian apartemen pada Pameran Pakuwon Properti Expo 2025 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (16/10/2025). Pemerintah resmi memperpanjang Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun yang ditanggung pemerintah sebesar 100% hingga 31 Desember 2027. Ini berpotensi menjadi stimulus positif bagi industri properti, khususnya segmen apartemen yang selama ini mengalami tekanan akibat perlambatan pasar. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nym.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah resmi memperpanjang Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun yang ditanggung pemerintah sebesar 100% hingga 31 Desember 2027. Ini berpotensi menjadi stimulus positif bagi industri properti, khususnya segmen apartemen yang selama ini mengalami tekanan akibat perlambatan pasar.

Data Bank Indonesia (BI) mencatat outstanding kredit pemilikan rumah (KPA) per Agustus 2025 hanya tumbuh 5,36% secara tahunan mencapai Rp 32,31 triliun. Lajunya turun dari 10,97% pada Agustus 2024, dan Desember 2024 sebesar 9,67%.

Baca Juga: Dapat Angin Segar PPN DPT, Begini Prospek Pasar Apartemen di Jakarta

Corporate Secretary BTN Ramon Armando menjelaskan, kebijakan tersebut menjadi stimulus positif bagi industri properti, terutama segmen apartemen yang sebelumnya sempat tertekan akibat perlambatan pasar.

“Kami melihat kebijakan ini dapat membantu mendorong daya beli masyarakat, terutama di kota-kota besar dengan pasokan apartemen yang cukup tinggi,” ujar Ramon.

BTN menyebut, saat ini penyaluran KPA dilakukan secara selektif dan terukur. Fokus penyaluran diarahkan pada proyek-proyek yang sudah siap huni (ready stock) dan dikembangkan oleh pengembang dengan rekam jejak serta kinerja yang baik.

“Setelah evaluasi terhadap portofolio KPA selesai, penyaluran akan difokuskan pada proyek yang siap huni dan dikelola pengembang bereputasi baik,” jelasnya.

BTN menargetkan pertumbuhan penyaluran KPA sebesar 87% pada tahun ini dibandingkan realisasi tahun 2024. Target ini mencerminkan optimisme perseroan terhadap prospek hunian vertikal, seiring dengan dukungan kebijakan pemerintah dan potensi kebutuhan apartemen di kawasan perkotaan yang terus meningkat.

Perseroan juga memastikan kualitas kredit tetap terkendali di tengah peningkatan penyaluran.

“Kualitas kredit KPA BTN relatif terjaga. Kami memperkuat proses monitoring dan review terhadap portofolio KPA untuk memastikan rasio non-performing loan (NPL) tetap terkendali dan kinerja jangka panjang tetap sehat,” tegasnya.

Untuk menjaga kinerja KPA, BTN menyiapkan sejumlah strategi, antara lain menawarkan skema suku bunga kompetitif, memperluas kolaborasi dengan pengembang bereputasi, serta mengoptimalkan platform digital Bale Property agar calon debitur lebih mudah mengakses informasi proyek apartemen.

“Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan KPA secara berkelanjutan sekaligus menjaga kualitas kredit,” ungkap Ramon.

BTN juga mendukung target pemerintah membangun satu juta unit apartemen per tahun, meskipun realisasi target tersebut diperkirakan masih menghadapi tantangan dari sisi permintaan dan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Pemerintah Putuskan Isentif PPN DPT 100% Masih Dilanjutkan Sampai Akhir 2025

Tak berbeda, EVP Consumer Loan BCA, Welly Yandoko, menyebut kebijakan pemerintah memperpanjang PPN DTP turut memberikan dampak positif terhadap penjualan unit apartemen, khususnya untuk pembeli akhir (end user).

“Dari total realisasi KPA tahun ini, sekitar 7% di antaranya mendapatkan insentif PPN DTP. Kebijakan tersebut berandil positif dalam mendorong permintaan apartemen di segmen end user,” ujar Welly.

Adapun penyaluran KPR BCA mencapai Rp137,6 triliun hingga semester I-2025, tumbuh 8,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dari total tersebut, porsi KPA masih relatif kecil, yakni kurang dari 5% dari total portofolio KPR.

Sejalan dengan tren kenaikan rasio kredit bermasalah di industri KPR, NPL KPR BCA tercatat naik menjadi 1,8% per Juni 2025, meningkat 0,5% dibandingkan posisi akhir 2024.

Namun demikian, kualitas kredit untuk KPR dengan agunan apartemen dinilai masih dalam kondisi baik dan terkendali.

Di sisi lain, Welly menilai kebijakan insentif PPN DTP dan rencana pemerintah membangun satu juta unit rumah susun per tahun berpotensi meningkatkan permintaan hunian vertikal, terutama dari kalangan milenial dan Gen Z.

“Kami berharap kebijakan tersebut dapat membantu masyarakat perkotaan memperoleh hunian terjangkau. Namun, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan tren kenaikan NPL, BCA menetapkan target penyaluran kredit tahun ini secara moderat di kisaran 6–8%,” ungkapnya.

Welly mengaku, belum menetapkan target khusus untuk pembiayaan KPR dengan objek apartemen. Untuk menjaga pertumbuhan dan meningkatkan minat pembelian properti, BCA menyiapkan sejumlah strategi, antara lain  menawarkan pilihan suku bunga kompetitif dan beragam promo melalui ajang pameran properti.

Selain itu,  memperkuat kerja sama dengan developer dan broker terpercaya, mengoptimalkan jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia, dan mengakselerasi digitalisasi proses KPR.

BCA juga terus mengembangkan platform digital rumahsaya.bca.co.id sebagai kanal penjualan properti, serta digitalisasi proses kredit agar layanan menjadi lebih cepat dan sesuai kebutuhan nasabah.

“Kami berkomitmen memberikan layanan pembiayaan properti yang cepat, mudah, dan aman bagi seluruh nasabah,” tandasnya. 

Baca Juga: INPP Genjot Kinerja Lewat Antasari Place, Insentif PPN DPT Dorong Penjualan

Sementara Advisor Banking & Finance Development Centre (BFDC) Moch Amin Nurdin justru menilai kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) di sektor properti belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penyaluran kredit kepemilikan apartemen (KPA). Menurutnya insentif tersebut memang membantu menggairahkan pasar, namun belum cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan kredit.

“Memang memicu, tapi belum optimal. Banyak faktor yang memengaruhi, seperti kondisi ekonomi yang belum bergairah, daya beli masyarakat, dan faktor lainnya,” ujar Amin kepada KONTAN.co.id, Kamis (16/10/2025).

Ia menambahkan, saat ini rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan secara umum masih menunjukkan tren kenaikan, terutama pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA).

Selain itu, target pembangunan 1 juta apartemen oleh pemerintah setiap tahuunnya juga dinilai berat untuk tercapai di tahun ini, sama dengan target pertumbuhan KPR dan KPA yang menurutnya masih berat, bahkan sampai kuartal I 2026, 

Menurutnya, pemerintah masih perlu menyiapkan stimulus tambahan agar harga apartemen dan tingkat bunga kredit bisa lebih terjangkau bagi calon konsumen.

Dalam mendorong kinerja KPA, perbankan juga disarankan untuk melakukan penurunan suku bunga, perpanjangan tenor dan promosi dengan bonus serta bundling yang menarik.

Disisi lain, bank penyalur KPR terbesar, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) justru optimistis penyaluran KPA akan meningkat signifikan tahun ini. Optimisme tersebut didorong oleh kebijakan pemerintah yang memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100% hingga tahun 2027.

Selanjutnya: Propam Polri Genap 23 Tahun, Komitmen Tingkatkan Profesionalisme dan Pelayanan

Menarik Dibaca: Cek Ramalan Profesional Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 18 Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×