kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Premi asuransi asing tumbuh di atas 30%


Rabu, 03 April 2013 / 08:08 WIB
Premi asuransi asing tumbuh di atas 30%
Film Ghost Writer, film?Indonesia yang terbaru di Disney+ Hotstar bulan November tahun 2021.


Reporter: Feri Kristianto, Mona Tobing, Issa Almawadi | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Besarnya populasi penduduk dan masih rendahnya penetrasi asuransi, menjadi celah yang dimanfaatkan asuransi asing guna memupuk premi. Dua asuransi asing berhasil mencatatkan pertumbuhan premi di atas 30% sepanjang tahun 2012.

Salah satunya, Prudential Indonesia. Asuransi jiwa asal Inggris ini berhasil membukukan total premi sekitar Rp 19,3 triliun atau naik 30% dibandingkan premi pada tahun 2011. Pencapaian ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan industri asuransi jiwa, yang tumbuh 7%.

Penopang kinerja Prudential berasal dari premi bisnis baru sebesar Rp 9,9 triliun atau naik 24%. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 2,1 triliun berasal dari premi asuransi syariah. Sedangkan kontribusi premi terbesar berasal dari produk-produk unitlink. Prudential memasarkan sembilan produk unitlink.

John Oehmke, Direktur Keuangan Prudential Indonesia, mengatakan unitlink tetap menjadi andalan, karena pasar modal Indonesia sepanjang tahun lalu sangat bagus dibandingkan negara-negara lain. "Ke depan, unitlik akan terus diminati," ungkap John. Sayang manajemen enggan membagikan kontribusi premi asuransi berbalut investasi itu.

Menurut William Kuan, Presiden Direktur Prudential Indonesia, kunci tumbuh di atas industri ada empat, yakni merek terpercaya, kemampuan operasional kuat, jalur distribusi dan tim terbaik. Saat ini jalur distribusi Prudential dominan dari keagenan dan bancassurance.

AXA Indonesia juga mencatatkan hasil manis. Sepanjang 2012, AXA mengumpulkan premi Rp 425 miliar. Angka ini tumbuh 38% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini AXA menargetkan pertumbuhan premi 40% menjadi Rp 580 miliar.

Penopang pertumbuhan premi, karena semakin baiknya bisnis asuransi kesehatan. Tahun lalu, asuransi kesehatan menyumbang 40% dari total premi AXA. Sisanya, dari bisnis komersial dan ritel. ""Jika kami masuk ritel secara perseorangan, pasarnya terlalu padat. Lebih baik fokus pada group health," ujar Elvis Longosari, Direktur Utama AXA Indonesia.

Asuransi Jiwa Manulife Indonesia juga diprediksi mencatatkan hasil ciamik. Hal ini terlihat dari kinerja September 2012, Manulife berhasil mencatatkan premi Rp 5,62 triliun, tumbuh di atas 30% dibandingkan tahun sebelumnya.

Penopang keberhasilan ini, total premi bisnis baru yang tumbuh 24% menjadi Rp 1,02 triliun dan jumlah agen meningkat 28% dari 6.975 menjadi 8.920 agen.

Presiden Direktur Manulife Indonesia, Chris Bendl, mengatakan untuk meningkatkan premi, pihaknya melakukan survei yang mengusung tema Manulife Investor Sentiment Index (Manulife ISI). Survei yang berlangsung sejak pertengahan Desember 2012 hingga akhir Januari 2013 ini, membantu Manulife mengetahui kebutuhan masyarakat.

"Dari survei itu kami akan mengetahui apa saja yang dibutuhkan masyarakat, dan apa saja yang harus kami penuhi untuk menutup kebutuhan itu," terang Chris. Dengan pasar yang bergerak begitu cepat, Chris yakin, produk pendukung keluaran Manulife dapat memenuhi keinginan investasi masyarakat. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×