Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk unitlink makin menjadi andalan perusahaan asuransi jiwa untuk mendulang premi di tengah pandemi. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat produk asuransi berbalut investasi (PAYDI) itu berkontribusi 63,9% terhadap pendapatan premi hingga kuartal ketiga 2020.
“Unitlink mengalami perlambatan sebesar 4,8% year on year (yoy). Namun kontribusinya 63,9% dari total pendapatan premi. Sedangkan asuransi tradisional hanya 36,1%,” ujar jelas Wiroyo Karsono, Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI pada pekan lalu.
AAJI mencatat, pendapatan premi 58 perusahaan dari 60 perusahaan asuransi jiwa mencapai Rp 133,99 triliun hingga September 2020. Nilai tersebut turun 7,9% yoy dari September 2019 yang sebesar Rp 145,41 triliun.
Kontribusi premi dari unitlink semakin membesar dibandingkan kuartal kedua 2020 yang hanya berkontribusi 61,6% dari total pendapatan premi. Sedangkan produk konvensional memberikan sumbangan 38,4% terhadap total premi.
Baca Juga: OJK menyetujui sembilan perusahaan asuransi jual paydi secara online
Ketua Bidang Kerjasama & Internasional AAJI Elin Waty mengusulkan agar regulator menetapkan pemasaran PAYDI secara digital diberikan secara permanen. Lantaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru memberikan izin penjualan unitlink dengan tatap muka secara virtual selama pandemi.
“Bila ditetapkan secara permanen maka akan percepat dan memperluas penjualan di beberapa tempat di Indonesia. Tidak mungkin kita punya agen di setiap pelosok negari, tapi bukan berarti mereka tidak memiliki kebutuhan untuk PAYDI asuransi jiwa,” jelas Elin.
Ia menambahkan, penjualan unitlink secara digital, memungkinkan agen dimanapun berada menawarkan produk asuransi kepada siapa saja. Ia menekankan, penyelenggara mengedepankan perlindungan konsumen sesuai arah OJK.
AAJI menilai, penjualan digital ini menunjang kinerja saluran pemasaran keagenan yang menjadi andalan industri. Elin menyebut, keagenan memberikan kontribusi 36,1% sedangkan bancassurance menyumbang 47% dari total pendapatan premi.
PT BNI Life Insurance menargetkan dapat menghimpun pendapatan premi senilai Rp 4,103 triliun hingga akhir 2020. Direktur BNI Life Neny Asriani menyatakan perusahaan akan lebih fokus meningkatkan porsi produk-produk unitlink.
“Meskipun sampai saat ini penjualan non-unitlink (tradisional) masih sangat signifikan. Untuk komposisi penjualan bisnis baru non-unitlink sampai dengan periode September 2020 sebesar 57%, sedangkan untuk penjualan produk Unit Link 43%,” ujar Neny kepada Kontan.co.id.
Guna mencapai target pendapatan premi, BNI Life telah meluncurkan produk baru pada Juli yang lalu. BNI Life telah merilis produk steady protection yang dipasarkan melalui kanal keagenan.
“Di tengah pandemi dan pemberlakuan PSBB saat ini strategi yang kami lakukan untuk mencapai target sampai akhir tahun, BNI Life fokus untuk penjualan produk yang menguntungkan. Juga penguatan monitoring terhadap indikator pendapatan premi,” kata Neny.
Selain itu, perusahaan melakukan perubahan strategi penjualan selama pandemi. Anak dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini melakukan monitoring tenaga pemasar dengan menggunakan media teleconference setiap hari.
“Pengembangan aplikasi digital untuk menunjang pemasaran maupun pelayanan kepada nasabah. Menerapkan shifting dan social distancing untuk telemarketer,” tutur Neny.
Selain itu, BNI Life telah memberikan benefit berupa perlindungan atas Covid-19, yang mana hampir seluruh produk kami saat ini telah mengcover Covid-19. Tak hanya itu, BNI Life bekerjasama dengan BNI untuk melakukan digital customer gathering bagi nasabah-nasabah BNI terpilih dengan topik seputar perencanaan keuangan, perencanaan waris atau kesehatan.
Selanjutnya: OJK menyetujui sembilan perusahaan asuransi jual paydi secara online
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News