Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA Problem kredit macet dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) masih terus menjerat Bank Syariah Mandiri (BSM). Hingga akhir Juli 2014, rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) KUR BSM masih terus bertengger diatas 10%.
Berdasarkan data Komite KUR, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian per Juli 2014, volume penyaluran KUR BSM mencapai Rp 3,77 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 14,58% secara year on year (yoy) dibanding realisasi KUR BSM di bulan Juli 2013 yang mencapai Rp 3,29 triliun.
Kenaikan volume penyaluran KUR di anak perusahaan Bank Mandiri tersebut juga diikuti kenaikan jumlah debitur KUR. Jumlah debitur KUR meningkat dari 44.891 debitur usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) menjadi 55.218 debitur UMKMK. Sedangkan rata-rata KUR yang diterima setiap debitur turun dari Rp 73,4 juta per Juli 2013 menjadi Rp 68,3 juta per Juli 2014.
Sayangnya, walaupun terjadi penurunan rata-rata besar pinjaman KUR dari BSM kepada masing-masing debitur, tetap saja terjadi kenaikan NPF secara signifikan. NPF KUR BSM meningkat dari 7,2% per Juli 2013 menjadi 12,5% per Juli 2014.
KONTAN telah mencoba mendapat konfirmasi dengan menghubungi Taufik Machrus, Sekretaris Perusahaan BSM, Jumat (12/9). Namun hingga berita ini turun, respon yang ditunggu juga belum ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News