kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Profil Bank Jasa Jakarta yang diakuisisi fintech asal Hong Kong


Selasa, 07 Desember 2021 / 14:32 WIB
Profil Bank Jasa Jakarta yang diakuisisi fintech asal Hong Kong
ILUSTRASI. Bank Jasa Jakarta telah diakuisisi oleh WeLab Ltd, perusahaan milik Sequoia Capital dan miliarder Li Ka-shing.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jasa Jakarta telah diakuisisi oleh WeLab Ltd,  perusahaan milik Sequoia Capital dan miliarder Li Ka-shing. Bank ini nantinya akan dikembangkan menjadi bank digital. 

Mengutip Bloomberg, Selasa 97/12), WeLab telah mengakuisisi 24% saham Bank Jasa Jakarta dan direncanakan selanjutnya akan mencaplok mayoritas saham bank ini. Perusahaan fintech asal Hong Kong ini disebut telah mengumpulkan US$ 240 juta atau sekitar Rp 3,46 triliun dari investor eksisting dan investor baru untuk mendanai akuisisi tersebut. 

Bank Jasa Jakarta dimiliki Iskandar Widyadi sejak tahun 1984 dan ia sekaligus menjabat sebagai komisaris utama. Dia dan keluarganya memiliki seluruh saham bank ini melalui PT Widya Raharja Dharma dengan kepemilikan 70,91% dan PT Adikarta Graha 29,09%. 

Bank Jasa Jakarta bermula dari sebuah Bank Pasar yang didirikan pada tahun 1971 dengan nama PT Bank Pasar Warga Grogol berkedudukan di Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1975 diubah nama berganti menjadi PT Bank Pasar Warga Gembira dan pada tahun 1976 menjadi PT Bank Pasar Jasa Jakarta. 

Baca Juga: Fintech asal Hong Kong WeLab kumpulkan US$ 240 juta untuk membeli Bank Jasa Jakarta

Iskandar mengawali karier di bidang usaha pada tahun 1952 sebagai pengusaha toko Tin Tin. Pada tahun 1955, mendirikan perusahaan CV Intisari yang bergerak di bidang perdagangan. Tahun 1972 menjabat sebagai Komisaris PT Grandtex yang bergerak di bidang pertekstilan. 

Dia berpengalaman di bidang perbankan sejak tahun 1974 dengan menduduki jabatan sebagai Wakil Presiden Direktur PT Bank International Indonesia sampai dengan tahun 1982. Hingga pada tahun 1984, ia mengambil alih kepemilikan Bank Pasar Jasa Jakarta yang statusnya masih sebagai Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 

Pada tahun 1989, Iskandar meningkatkan  status  PT Bank Pasar Jasa Jakarta  menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Jasa Jakarta.

Sampai saat ini, Bank Jasa Jakarta telah melayani nasabah dengan menawarkan berbagai varian produk perbankan dan finansial seperti produk simpanan (tabungan, deposito, dan giro), produk pinjaman (pinjaman kendaraan, pinjaman usaha, dan pinjaman rumah), serta layanan lainnya seperti EDC, money changer, pembayaran payroll, serta jaringan ATM.

Per September 2021, Bank Jasa Jakarta tercatat baru memiliki modal inti sebesar Rp 1,61 triliun. Artinya, WeLab masih harus melakukan tambahan modal lagi setelah berhasil mengakuisi mayoritas saham bank tersebut minimal Rp 400 miliar sampai akhir 2021. 

Sesuai ketentuan OJK, bank umum mesti memenuhi modal inti minumum Rp 2 triliun sebagai tahapan untuk mencapai batas modal inti minium bank Rp 3 triliun yang harus dicapai pada akhir 2022. 

Baca Juga: WeLab caplok Bank Jasa Jakarta untuk disulap jadi bank digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×