Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Terobosan baru yang dibuat PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) untuk meringankan beban cicilan bulanan kepada nasabah kredit kepemilikan rumah (KPR) justru kurang mendapat sambutan dari masyarakat.
Program baru cicilan KPR selama 25 tahun sepi dari pendaftar. Diduga, kurangnya minat terhadap program baru BTN ini karena kurangnya sosialisasi.
"Kami sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Namun sepertinya program ini kurang familiar," ujar Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro di Jakarta, Senin (25/6). Sayang ia tak merinci sudah berapa banyak yang mendaftar dan berapa target BTN dari program tersebut.
Sebelumnya, BTN pernah meluncurkan program yang sama dengan tenor maksimal 20 tahun, namun lalu ditarik dan berlaku 15 tahun. Kemudian, program tersebut diperbaharui lagi dengan memperpanjang tenor utang agar cicilan tiap bulan lebih ringan.
Program yang dimulai April ini, menurut Iqbal, dilakukan untuk mempermudah nasabah dalam mencicil kredit. Program ini hanya bisa dinikmati oleh nasabah yang memiliki usia di bawah 40 tahun.
Saat ini, KPR BTN mematok bunga dengan kisaran 7,49% untuk suku bunga awal (promo) di tahun awal. Sedangkan untuk suku bunga KPR program pemerintah sebesar 7,25%.
Iqbal menambahkan, dampak kenaikan uang muka sebesar 30% terhadap pembelian rumah di atas tipe 70 meter tak berdampak signifikan terhadap penurunan KPR. Alasannya, BTN lebih banyak memberikan kredit kepada pembelian rumah di bawah tipe 70 meter.
Untuk meningkatkan kredit KPR, BTN telah menerbitkan obligasi bertenor 10 tahun sebesar Rp2 triliun. Obligasi berkelanjutan I itu akan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi tahap II sehingga total dana yang dikumpulkan Rp4 triliun. (Sugiyarto/TribunNews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News