kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Punya potensi besar, BSI bidik transaksi zakat dan infak


Kamis, 28 Oktober 2021 / 15:50 WIB
Punya potensi besar, BSI bidik transaksi zakat dan infak
ILUSTRASI. Petugas BSI sedang melayani nasabah di KC Thamrin, Rabu (1/9). Punya potensi besar, BSI bidik transaksi zakat dan infak.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) akan membidik ekosistem industri halal. Salah satunya dengan memfasilitasi zakat, infak, sedekah dan wakaf atau Ziswaf melalui aplikasi mobile banking.

Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, saat ini mayoritas layanan Ziswaf di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Karena Ziswaf memiliki potensi yang besar bagi perusahaan. 

“BSI kita mulai dengan ekosistem ziswaf, potensinya sangat besar. Platform digital kami akan menjawab kebutuhan terkait Ziswaf ini. Ke depan, kami akan mulai merambah ke ekosistem halal lainnya. Sehingga BSI bisa menjadi katalisator,” kata Ade, dalam keterangan resmi, Kamis (28/10). 

Ade menjabarkan bahwa pada masa pandemi, transaksi Ziswaf di mobile banking BSI cukup tinggi. Dari sekitar 1,4 juta pengguna, sekitar separuhnya aktif melakukan transaksi Ziswaf. 

Baca Juga: Laba bersih CIMB Niaga tumbuh 65% menjadi Rp 3,2 triliun di kuartal III-2021

Terkait industri halal, Wakil Direktur Utama 1 BSI, Ngatari mengatakan saat ini pihaknya sudah bekerjasama dengan Kawasan Industri Halal (KIH) di Cikande, Banten dan Sidoarjo, Jawa Timur. 

“Mudah-mudahan ini menjadi potensi yang besar ke depannya bagi pertumbuhan BSI,” ujarnya.

Optimisme Ade dan Ngatari pada prospek industri halal sangat berdasar. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan industri halal pada triwulan II/2021 mulai dari makanan halal, busana muslim, dan pariwisata ramah muslim sekitar 8,2%. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibanding dengan naiknya PDB nasional sekitar 7,07%.

Nilai ekspor makanan halal Indonesia pada periode yang sama pun tumbuh sekitar 46%, yakni mencapai US$10,36 miliar. Bank Indonesia pun memperkirakan industri halal secara global akan semakin berkembang pesat seiring bertambahnya jumlah penduduk muslim di dunia.

Selanjutnya: Laba Bank Mandiri (BMRI) naik 37,1% jadi Rp 19,2 triliun hingga kuartal III 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×