Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) berharap QR Code Indonesia Standard (QRIS) bisa turut mengerek pendapatan komisi perseroan.
“Saat ini posisi pendapatan komisi kami itu sekitar 12%-13% dibandingkan pendapatan bunga. Dengan ekspansi digital, termasuk implementasi QRIS kami berharap bisa meningkatkan pendapatan komisi hingga 35%, atau tumbuh sekitar 20% lebih,” papar Direktur IT, Treasury, dan International Banking BJBR Rio Lanasier.
Bersamaan dengan peluncuran resmi QRIS pada Sabtu (17/8) lalu, perseroan juga telah merilis uang elektronik berbasis servernya yang juga bisa digunakan bertransaksi melalui platform QR Code.
Baca Juga: Bank Permata diincar investor asing? Ini kata OJK
“Saat ini platform kami baru bisa digunakan oleh nasabah (on us), sementara untuk izin QRIS masih menunggu dari Bank Indonesia, dan ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia). Sekiranya bisa akhir September meluncur,” lanjutnya.
Meski demikian Rio bilang sejatinya perseroan telah siap untuk menerapkan QRIS. Perseroan juga telah menyediakan mesin electronic data captured (EDC) yang bisa menghasilkan QR Code berbasis QRIS.
Sejak 2017, Rio mengaku perseroan memang cukup ekspansi di segmen digital. perseroan juga telah mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (Capex) infrastruktur infromasi dan teknologi mencapai Rp 800 miliar untuk periode 2017-2022.
Baca Juga: POJK sinergi syariah segera meluncur, siapa yang akan untung?
Sedangkan hingga saat ini, Rio mengaku Capex IT perseroan baru digunakan senilai Rp 200 miliar-Rp 250 miliar.
Melalui QRIS pula perseroan menargetkan bisa menjadi platform pembayaran utama di Jawa Barat dan Banten. Khususnya untuk menunjang pasar tradisional, dan pengembangan kota pintar.
“Saat ini pangsa pasar kami di Jawa Barat dan Banten baru sekitar 10%, dengan adanya ekspansi digital yang kami lakukan kami berharap bisa mencapai 50%,” sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News