kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RBC Indonesia Re Turun di Kuartal III-2022, Ini Alasannya


Minggu, 04 Desember 2022 / 13:51 WIB
RBC Indonesia Re Turun di Kuartal III-2022, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Jajaran Direksi PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan kondisi kesehatan industri perasuransian yang tampak pada risk based capital (RBC) tengah menghantui. Tekanan tersebut sudah dirasakan beberapa perusahaan reasuransi.

Salah satunya, PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) yang mencatat RBC berada di level 128,24% per kuartal III/2022, tipis di atas ambang batas yang ditetapkan yaitu 120%. Terjadi penurunan baik jika dibandingkan pada periode sama tahun lalu atau kuartal sebelumnya.

Direktur Keuangan dan Aktuari Indonesia Re Maria Elvida Rita Dewi bilang kinerja yang dialami oleh perusahaan sedikit banyak terdampak oleh lonjakan klaim varian delta Covid-19 di kuartal IV/2021, yang berasal dari produk-produk Health Insurance dan Asuransi Jiwa Kredit.

“reasuransi jiwa masih terdampak oleh klaim Covid-19 yang terjadi di tahun 2021 namun pelaporan klaimnya di tahun 2022  dan klaim Covid-19 yang terjadi di tahun 2022 yang mayoritas berasal dari produk asuransi kesehatan,” jelasnya.

Meski demikian, Maria melihat klaim tersebut bakal kembali terjaga, mengingat sampai dengan bulan Oktober 2022, total klaim Covid-19 menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun 2021.

Baca Juga: Hardening Market, Ini 3 Solusi yang Ditawarkan Indonesia Re

Dimana, ia merinci total klaim Covid-19 sepanjang tahun ini hingga Oktober 2022 sebesar Rp 90 miliar. Lebih sedikit jika dibandingkan total klaim Covid-19 2021 sebesar Rp 325 miliar.

“dampak Covid-19 juga turut mempengaruhi kinerja underwriting sektor Reasuransi Umum. Secara tidak langsung, pada lini bisnis casualty khususnya financial lines yang mencakup suretyship dan credit insurance membukukan nilai klaim kurang lebih Rp 200 miliar,” imbuhnya.

Ia bilang saat ini pihaknya telah melakukan perbaikan portofolio di sektor reasuransi jiwa sejak tahun 2021 dengan beberapa langkah penyehatan antara lain , penyesuaian tarif premi dengan menambahkan loading pengcoveran Covid 19, Penyesuaian term and conditions, dan terminasi bisnis secara cut off maupun run off.

Ditambah, perbaikan pengelolaan aset portofolio investasi dengan penguatan tata kelola, kebijakan investasi dengan pendekatan Liability Driven Investment dan strategi yang lebih memprioritaskan aspek solvabilitas serta manajemen risiko.

Selain itu, Maria juga menyebut ??pihaknya sedang melakukan pengajuan tambahan modal kepada Pemegang Saham melalui Penyertaan Modal Negara  (PMN). Tentu, harapannya permodalan perusahaan bisa semakin kuat.

Tak sendiri, perusahaan reasuransi lainnya, PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) juga memiliki RBC yang di bawah ketentuan. Dimana, RBC nya berada di level -38,88%, menjadi terendah sepanjang tahun ini.

Penjelasan mengenai turunnya kondisi RBC tersebut, Manajemen Reasuransi Nasional Indonesia pun tak segera memberikan komentar.

Baca Juga: Ingin Tunjukkan ke Publik Peran Industri Reasuransi, Indonesia Re Gelar IIC 2022

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) HSM Widodo pun mengatakan penurunan yang terjadi pada RBC dapat terjadi karena peningkatan liabilitas dibandingkan dengan aset yang diperkenankan (AYD).

Menurutnya, selama RBC masih di atas peraturan dinilai masih wajar. Hanya saja, penyangga AYD  perlu dipertahankan untuk mencegah RBC turun di bawah batas yang diperkenankan.

“Yang paling mudah dan cepat pinjaman subordinasi dari pemegang saham, itu akan langsung memperbaiki RBC,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×