Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan penghimpunan dana di industri perbankan digital akan semakin memanas di tengah suku bunga tinggi. Sejumlah bank digital pun bersiap-siap menaikan bunga depositonya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan BI Rate ke level 6,25% dari 6,00% pada April 2024.
PT Bank Jago Tbk (ARTO) misalnya telah menaikkan suku bunga deposito sebesar 25 basis poin (bps) yang berlaku mulai pada Rabu (12/6) seiring dengan kenaikan bunga acuan.
Head of Finance, Technology & Operations Bank Jago, Supranoto Prajogo, mengatakan dalam menetapkan suku bunga pihaknya mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk kebijakan suku bunga acuan dan kondisi industri perbankan.
Baca Juga: Bank Digital Indonesia Kian Ramai, Cek Pemilik Modal Paling Kuat
"Tapi, penawaran bunga bukan menjadi satu-satunya faktor bagi nasabah untuk menggunakan perbankan digital, melainkan unique value proposition (UVP) juga menjadi strategi yang lebih berkelanjutan (sustainable) untuk bisnis perseroan. Bank Jago juga percaya dengan UVP kami, yaitu menyediakan solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan dan tertanam di dalam ekosistem digital,” jelasnya kepada kontan.co.id, Kamis (13/6).
Jika dilihat dari laman resmi perusahaan, penyesuaian suku bunga deposito hingga 25 bps terjadi pada simpanan sebesar Rp 50 juta hingga Rp 99,99 juta menjadi 4,75% per tahun, dari sebelumnya 4,5%. Adapun, untuk simpanan lebih dari Rp 100 juta menjadi 5,25% per tahun dari sebelumnya 5%.
Sementara Allo bank mengaku belum berencana menaikan suku bunga produk pendanaannya saat ini. D
irektur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) Indra Utoyo menyebut, value proposition yang pihaknya tawarkan ke nasabah tidak hanya terkait tingkat suku bunga, namun juga banyak fitur-fitur lainnya. Sehingga selain suku bunga, nasabah dapat menikmati berbagai benefit lainnya.
Sejalan dengan itu, Allo bank juga belum berencana menaikkan bunga kreditnya, karena Bank menggunakan risk based pricing dimana calon debitur yang high-risk mendapatkan suku bunga yang tinggi, dan sebaliknya calon debitur dengan credit scoring yang baik mendapatkan suku bunga yang lebih atraktif sesuai risk profilenya.
Baca Juga: Simak Jurus Bank Digital Genjot Penyaluran Kredit hingga Dua Digit pada Tahun Ini
"Walau demikian, Allo Bank tidak menutup kemungkinan untuk menyesuaikan tingkat suku bunga produk pendanaan dengan kondisi pasar dan makroekonomi, apalagi bila mengingat bahwa ketidakpastian global masih tinggi, sehingga relatif kecil kemungkinan BI Rate turun tahun 2024 ini," katanya.