Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menunjukkan tren penguatan sepanjang separuh awal tahun 2019 ini. Hal ini membuat perbankan ikut kecipratan cuan dari maraknya transaksi jual beli valuta asing (valas). Alhasil pendapatan komisi bank juga ikut menguat.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) misalnya, sepanjang semester 1/2019 telah mencatat pertumbuhan transaksi valas mencapai 50% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: BNI mengucurkan kredit Rp 300 miliar kepada anak perusahaan Sejahtera Grup
“Semester ini nilai transaksi meningkat hampir 50% (yoy) dengan nilai mencapai US$ 11 miliar,” kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo kepada Kontan.co.id, Selasa (16/7).
Dari transaksi tersebut, Haru bilang kontribusi terhadap pendapatan komisi perseroan mencapai Rp 40 miliar.
Meski tak merinci targetnya, Haru menambahkan, ke depan seiring menguatnya rupiah bank terbesar di tanah air ini juga optimis pendapatan perseroan atas transaksi valas juga makin meningkat
Baca Juga: Bunga deposito ICBC tertinggi, simak penawaran bunga deposito bank per 15 Juli 2019
“Apabila melihat perkembangan terakhir seperti surplus trade balance, kemudian kemungkinan cut rate FFR maka kurs rupiah akan menguat,” lanjutnya.
Sebagai tambahan, dari data Bloomberg pada pukul 14.10 WIB, di pasar spot mencapai Rp 13.918 per dollar AS. Nilai tersebut menguat 0,01%. Sementara di kurs tengah BI, rupiah hari ini terparkir di level Rp 13.925 per dollar AS.
Sedangkan dari laman resmi BRI, perseroan memasang harga kurs jual dollar AS Rp 13.980, dan kurs beli Rp 13.840
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
