kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Saham BBCA Ambruk 2,87% dalam Sepekan, Terdalam di Antara Big Banks


Jumat, 22 Agustus 2025 / 17:13 WIB
Saham BBCA Ambruk 2,87% dalam Sepekan, Terdalam di Antara Big Banks
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019). Penurunan ini membuat akumulasi pergerakan saham BCA di pekan ini mengalami koreksi mencapai 2,87% di level Rp 8.400 per saham pada Jumat.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ditutup ambruk pada pekan ini. Di mana, dalam sepekan ini BBCA turun paling dalam di antara saham bank bermodal besar (big banks) lainnya.

Pada perdagangan Jumat (22/8), BBCA mengalami koreksi 1,17% dari harga penutupan hari sebelumnya menjadi Rp 8.450 per saham.

Penurunan ini membuat akumulasi pergerakan saham BCA di pekan ini mengalami koreksi mencapai 2,87%. Harga terendah BBCA dalam pekan ini berada di level Rp 8.400 per saham.

Baca Juga: BCA Catatkan Penyaluran KUR Sudah Mencapai Rp 335,99 Miliar hingga Juni 2025

Sebagai perbandingan, saham big banks lainnya seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) justru menguat selama sepekan. Dalam sepekan, BMRI naik 0,82% menjadi Rp 4.890 dan BBNI naik 0,46% menjadi Rp 4.390.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sejatinya juga mengalami penurunan dalam sepekan. Hanya saja, penurunannya terbilang tipis sekitar 0,49% menjadi Rp 4.100 per saham.

Adapun, koreksi dalam yang dialami BBCA sejalan dengan isu terkait pengalihan 51% saham BCA ke pemerintah. Namun, manajemen bank swasta terbesar di tanah air tersebut telah menepis isu itu.

 

Corporate Secretary BCA I Ketut Alam Wangsawijaya dalam keterbukaan informasi BEI (20/8) mengungkapkan bahwa terkait informasi adanya utang BCA kepada negara senilai Rp 60 triliun dan diangsur Rp 7 triliun setiap tahunnya adalah tidak benar. 

Baca Juga: Dana Pensiun BCA Catat Kenaikan Pengembalian Investasi Jadi 5,51% per Juli 2025

Ia menjelaskan bahwa di dalam neraca, BCA memang memiliki aset obligasi pemerintah senilai Rp 60 triliun. Namun, keseluruhan yang berkaitan dengan surat utang tersebut telah selesai pada tahun 2009 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selanjutnya, ia menegaskan informasi yang menyebutkan bahwa pembelian 51% saham BCA nilai sekitar Rp 5 triliun padahal nilai pasar BCA mencapai Rp 117 triliun merupakan informasi yang tidak benar.

“Angka Rp 117 triliun yang sering disebut dalam narasi merujuk pada total aset BCA, bukan nilai pasar perusahaan,” tegasnya.

Ia menjelaskan nilai pasar ditentukan oleh harga saham perusahaan di bursa efek, dikalikan dengan jumlah total saham yang beredar. Seiring BCA yang sudah melaksanakan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2000, ia bilang harga saham BCA terbentuk berdasarkan mekanisme pasar.

Pada saat proses strategic private placement dilakukan, nilai pasar BCA berdasarkan harga saham rata-rata di Bursa Efek Indonesia adalah sekitar Rp 10 triliun. Angka inilah yang menjadi acuan valuasi saat transaksi berlangsung, bukan sekitar Rp117 triliun. 

Baca Juga: Tabungan Haji BCA Syariah Tumbuh 26% pada Semester-I 2025

“Dengan demikian, nilai akuisisi 51% saham oleh konsorsium FarIndo yang menang melalui tender, merupakan cerminan dari kondisi pasar saat itu,” ujarnya.

Terakhir, ia pun menegaskan tender dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) secara transparan dan akuntabel.

Sebelumnya, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus juga menyebut adanya su pengambilalihan saham BCA sebanyak 51% oleh pemerintah dengan mengusut kasus utang BLBI bisa berdampak pada harga sahamnya.

Baca Juga: BCA Bantah Isu Pemerintah Ambil Alih 51% Saham, BBCA Ditutup Naik 0,29% Rabu (20/8)

Menurut Nico, isu-isu tersebut jika memang tidak ditanggapi secara serius bakal menjadi isu liar di kalangan investor. Alhasil, isu tersebut yang menurut Nico menjadi pendorong terkoreksinya BBCA di hari ini.

“Jadi aku sih cuma berharap isu-isu yang kayak gitu sebetulnya nggak harus ada,” ujar Nico.

Selanjutnya: Usai Dapat Fasilitas Kredit, Begini Prospek Kinerja Barito Pacific (BRPT)

Menarik Dibaca: Perayaan 50 Tahun, Polytron Hadirkan Fun Run hingga Konser Musik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×