kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sebanyak 14 Bank Besar Serahkan Laporan Biaya Dana ke Bank Indonesia


Senin, 22 Maret 2010 / 09:51 WIB
Sebanyak 14 Bank Besar Serahkan Laporan Biaya Dana ke Bank Indonesia


Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.

JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) membenahi struktur biaya dana atau cost of fund perbankan terus bergerak maju. Regulator perbankan itu kini sudah mengantongi rincian laporan cost of fund dari beberapa bank.

Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah mengatakan, sejauh ini 14 bank besar dan beberapa bank menengah yang sudah menyampaikan rincian biaya dana ke BI. "Bank yang belum menyerahkan laporan akan kami tagih terus," ujarnya akhir pekan lalu.

Pengumpulan laporan itu, merupakan langkah awal BI membuat kebijakan yang dapat menggiring bunga kredit turun. Setelah database pengeluaran bank tersedia, baru masalah bisa terpetakan, sehingga BI bisa mengambil kebijakan. "Kami ingin tahu dulu kondisi umumnya seperti apa. Lalu kami kaji pengaruhnya dan apa solusinya. Kalau kami tidak tahu persoalan, kami tidak bisa ambil kebijakan dengan tepat," kata Halim.

Bank sentral akan mencermati semua cost of fund termasuk komponen lain yang selama ini kurang jelas. Misalnya, resiko kredit yang komponen penyusunnya di bank berbeda-beda. "Kami juga memperhatikan biaya overhead, dana pengembangan teknologi informasi, hingga biaya ekspansi mereka seperti pembukaan kantor cabang,” katanya.

Mengenai gaji dan fasilitas para bankir, Halim mengatakan, itu bukan masalah. Menurut dia, hal itu mencerminkan besarnya tanggung jawab yang mereka emban. "Di Indonesia gaji bankir memang tinggi, tapi bukan tertinggi di dunia. Mereka juga cukup berhasil membawa banknya untung tinggi,"tukasnya.

Sekadar mengingatkan, BI terus berupaya mendorong bank memangkas lagi bunga kredit. Selama ini bunga kredit tetap tinggi karena disinyalir bank tidak efisien.

Meski akan mengevaluasi pengeluaran bank, BI memastikan tidak akan mematok besaran selisih bunga bersih atau net interest margin (NIM). “Kami tidak menetapkan NIM di angka tertentu, karena biaya dana tiap bank tidak sama,” kata Darmin Nasution, Pjs Gubernur BI, beberapa waktu silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×