Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan peer to peer (P2P) lending PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku hingga saat ini mencatatkan sudah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 8 triliun di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura) dengan Indonesia sebagai kontributor terbesar sekitar 60% dari total pendanaan.
Namun, dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses, Modalku juga mendapat pemberi pinjaman dari luar negeri.
Dari jumlah dana yang disalurkan, sebanyak 2,5% pemberi pinjaman (lender) berasal dari luar negeri dan 97,5% dari investor lokal.
Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya menyebutkan porsi lender asing masih belum sebesar investor lokal. Setidaknya dari jumlah investor sebanyak lebih dari 100.000 investor, sementara jumlah lender asing yang aktif jumlahnya ada ribuan.
Baca Juga: Simak daftar 127 fintech lending legal agar terhindar dari jeratan pinjol ilegal
"Sampai saat ini, jumlah lender lokal masih mendominasi dibanding dengan lender luar negeri dengan persentase 97,5% dikarenakan sosialisasi yang kami laksanakan masih berfokus pada masyarakat Indonesia dengan mengedepankan nilai gotong royong,"ujar Reynold Wijaya kepada Kontan.co.id, Kamis (15/8).
Modalku tidak memiliki target spesifik untuk karakter/klasifikasi pemberi pinjaman, karena Modalku masih fokus terhadap lender di Indonesia. Reynold bilang, yang terpenting bagi perusahaan adalah dapat menyalurkan pinjaman kepada peminjamnya agar usaha mereka bisa berkembang.
"Kalau lender asing sudah cukup oke, namun belum terlalu banyak. Saya yakin akan terus meningkat kalau aturan untuk lender asing lebih jelas," ujarnya.
Baca Juga: Indosurya Finance siap-siap menjajakan pembiayaan uang tunai
Modalku membidik pinjaman sebesar Rp 10 triliun sepanjang 2019 di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Nilai ini tumbuh 150% year on year (yoy) dibandingkan pinjaman yang disalurkan Modalku di akhir 2018 sebesar Rp 4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News