Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan dana pensiun atau Dapen mencatatkan pertumbuhan aset pada November 2024. Salah satunya seperti Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM).
Direktur Dana Pensiun Bank Mandiri, Abdul Hadie mengatakan aset dana pensiun Bank Mandiri pada November 2024 mencapai Rp 10,55 triliun.
“Nilai itu tumbuh sebesar 4,43% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu," kata Hadie, kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).
Baca Juga: Klaim Meningkat Karena PHK, Kinerja BPJS Ketenagakerjaan Masih Terjaga
Hadie mengungkapkan bahwa kenaikan aset tersebut disebabkan oleh hasil investasi DPBM yang terus mencatatkan kinerja positif. Di mana, nilai investasi pada November 2024 sebesar Rp 10,22 triliun.
Dia menyebutkan bahwa porsi investasi paling besar saat ini masih pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN), dengan porsinya yang mencapai 43% dan Corpo Bond sebesar 33%.
Sementara itu, Hadie mengatakan bahwa perusahaan juga menempatkan investasi di instrumen saham, tetapi nilainya relatif kecil hanya Rp 218 miliar atau sekitar 2,19% dari total investasi.
“Meski begitu, proyeksi kami hingga akhir tahun, kinerja investasi DPBM masih akan terjaga positif,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hadie menuturkan bahwa portofolio investasi di DPBM pada tahun 2025, masih sama akan fokus pada SBN dan Corp Bond sebagai backbone portfolio investasi.
“Strategi investasi pada tahun depan juga masih akan sama, yakni heavy allocation to fixed income instruments,” kata dia.
Selaras dengan hal ini, perusahaan Dana Pensiun BCA (DPBCA) juga mencatatkan pertumbuhan aset pada November 2024. Di mana, asetnya mencapai Rp 5,89 triliun. Angka ini meningkat 4,61% dibanding posisi tahun lalu.
Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno menjelaskan pendorong pertumbuhan aset sebagian besar didapat dari iuran pensiun kontribusi peserta dan pemberi kerja yang masih secara konsisten disetorkan ke dana pensiun, baik melalui program pensiun wajib maupun sukarela.
Baca Juga: Dana Pensiun Masih Berharap Berkah SRBI
“Ini termasuk iuran dari pekerja baru yang memasuki sistem pensiun, serta kenaikan iuran dari peserta yang sudah ada akibat kenaikan gaji atau perubahan dalam ketentuan iuran,” kata Budi saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (4/12).
Selain itu, Budi menuturkan bahwa pendorong pertumbuhan aset juga didapat dari peningkatan hasil usaha investasi, di mana aset pensiun yang diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan seperti Surat Berharga Negara (SBN), obligasi korporasi, saham, reksadana, dan lainnya yang menghasilkan imbal hasil positif.
Adapun rinciannya, Deposito Berjangka dengan porsi sebanyak12,73%, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan porsi 8,59%, dan SBN dengan porsi sebesar 37,09%.
“Kemudian untuk Obligasi, Saham, Reksadana mempunyai porsi sebesar 11,83%, Penyertaan Langsung 13,86%, serta Tanah Bangunan dengan porsi 15,91%,” ungkapnya.
Budi menilai, secara keseluruhan, aset dana pensiun akan terus tumbuh hingga akhir tahun. Hal ini didorong oleh investasi yang positif, peningkatan iuran, dan lingkungan ekonomi yang mendukung.
Namun, ia menegaskan, perlu diingat bahwa prospek ini tetap terbuka untuk risiko seperti perubahan kondisi global, fluktuasi pasar, dan kejadian tak terduga yang bisa mempengaruhi kinerja investasi serta ekonomi secara keseluruhan.
Baca Juga: OJK Telah Berikan 1.089 Sanksi di Bidang PPDP per September 2024
Lebih jauh lagi, Budi memprediksi bahwa alokasi investasi pada tahun 2025, bisa mengalami perubahan tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi dan pasar, di mana jika prediksi ekonomi global dan domestik menunjukkan perubahan signifikan, misalnya pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi atau lebih rendah, tingkat suku bunga, atau fluktuasi mata uang, maka akan ada penyesuaian dalam alokasi aset.
“Contohnya, jika suku bunga diperkirakan naik, mungkin akan ada peningkatan dalam alokasi ke instrumen berbunga seperti Deposito Berjangka atau Sertifikat Bank Indonesia,” jelasnya.
Terakhir, Budi bilang, jika ada kebijakan baru yang mendukung investasi dalam sektor tertentu seperti infrastruktur atau energi terbarukan, maka proporsi investasi di sektor-sektor tersebut mungkin akan meningkat.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa Aset Dana Pensiun di Indonesia per September 2024 mencapai sebesar Rp 1.500,06 triliun angka ini meningkat 10,1% dibandingkan dengan Rp 1.362 triliun pada September 2023.
Selanjutnya: Kisruh Politik Korea Selatan dan Dampaknya Terhadap Ekonomi
Menarik Dibaca: Hadirkan Ekosistem Hunian Sewa Komprehensif, Ini Deretan Produk Hunian dari Rukita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News