kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 16.070   -65,00   -0,41%
  • IDX 7.158   -100,90   -1,39%
  • KOMPAS100 1.073   -23,02   -2,10%
  • LQ45 842   -19,41   -2,25%
  • ISSI 218   -3,19   -1,44%
  • IDX30 430   -10,60   -2,41%
  • IDXHIDIV20 518   -12,61   -2,38%
  • IDX80 122   -2,72   -2,18%
  • IDXV30 127   -3,54   -2,71%
  • IDXQ30 143   -3,34   -2,28%

Sejumlah Lembaga Keuangan dan Asosiasi Teken Komitmen Adopsi WE Finance Code


Selasa, 17 Desember 2024 / 22:36 WIB
Sejumlah Lembaga Keuangan dan Asosiasi Teken Komitmen Adopsi WE Finance Code
ILUSTRASI. Pameran Produk Unggulan yang diselenggarakan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) di Jakarta, Rabu (6/12).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah lembaga dan adosiasi keuangan serta asosiasi pengusaha perempuan berkomitmen melaksanakan Women Entrepreneurs (WE) Finance Code di Indonesia. 

Diantaranya BCA, BTPN Syariah, BJB, Nobu Bank, Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Perhimpuan Saudagar Muslimah Indonesia (PERSAMI), Amartha, Gradana, Hijra Group dan Koperasi Mitra Dhuafa (Komida).  

Penandatanganan komitmen dilakukan pada 17 Desember 2024 disaksikan oleh Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). 

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara kedua yang sudah menyatakan komitmen melaksanakan WE Finance Code. Itu diawali dengan sofft launching pada Desember 2023 lalu.

WE Finance Code bertujuan untuk menutup kesenjangan akses pembiayaan yang dialami perempuan pengusaha, utamanya UMKM Perempuan yang terjadi di seluruh dunia.

Dalam mengimplementasikan WE Finance Code, Indonesia didukung oleh Asian Development Bank (ADB) dan Islamic Development Bank (IsDB) untuk menciptakan serangkaian standar dan ekspektasi yang sama dalam mendorong akses pembiayaan 
perempuan pengusaha UMKM.

Baca Juga: Stanchart Indonesia Gandeng Amartha untuk Salurkan Kredit Ke Pengusaha Perempuan

Adi Budiarso, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Kementerian Keuangan menyampaikan,  potensi perempuan yang mencapai hampir separuh dari jumlah penduduk Indonesia sangat besar. 

Ia bilang, partisipasi perempuan pengusaha UMKM terhadap perekonomian sangat signifikan dan berpotensi menjadi semakin besar dengan pemberian dukungan dan pendampingan yang tepat. “Salah satunya melalui WE Finance Code,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (17/12).

Wendy Teleki selaku Head of the Women Entrepreneurs Finance Initiative (WE-Fi) Secretariat mengatakan, WE Finance Code memiliki tiga pilar kunci, yaitu kepemimpinan, data, dan aksi. 

Ia mengapresiasi upaya Indonesia, serta optimis Indonesia dapat menjadi model global dalam menutup kesenjangan pembiayaan bagi perempuan pengusaha melalui inovasi dan aksi kolektif dari pelaku usaha jasa keuangan konvensional dan syariah. 

“Indonesia merupakan salah satu pelopor dengan adanya peluncuran WE Finance Code ini yang diharapkan mampu memberikan dampak yang signifikan setelah penandatanganan komitmen.” ujarnya.
 
Dengan WE Finance Code diharapkan mampu memberikan masukan kebijakan yang lebih efektif tentang pengembangan perempuan pengusaha agar mampu berkontribusi bagi perekonomian keluarga dan nasional.
 
Siti Azizah Deputi Kewirausahaan Kementerian UMKM menyampaikan, akses keuangan tetap menjadi tantangan UMKM Perempuan. Kementerian UMKM telah meluncurkan program-program unggulan untuk akses pembiayaan dan pendampingan bagi UMKM Perempuan. 

“Komitmen pelaku usaha sektor keuangan terhadap WE Finance Code diharapkan dapat menciptakan pembiayaan yang lebih inklusif,” imbuhnya.

Baca Juga: Dukung UMKM, OCBC Permudah Pebisnis Buka Rekening Giro Badan Usaha

Keiko Nowacka yang mewakili Asian Development Bank (ADB) mengapresiasi atas partisipasi para lembaga keuangan dan asosiasi dalam pernyataan komitmen WE Finance Code dan Asian Development Bank dan Islamic Development Bank terus berkomitmen dalam memajukan UMKM Perempuan di Indonesia.

Adopsi WE Finance Code di Indonesia diharapkan menghasilkan tiga output. Pertama,kesepakatan tentang definisi women entrepreneurs atau perempuan pengusaha. Penetapan definisi yang disepakati bersama ini akan menjadi langka awal dan menyatukan langkah bersama ke depan secara integratif. 

Dalam waktu dekat, definisi tersebut akan diintegrasikan ke dalam Peraturan Presiden yang sedang disiapkan oleh Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
 
Kedua, dikembangkannya dan dimanfaatkannya sex disagregated data (SDD) terutama bagi para penyusun kebijakan dan program pemerintah, BI, OJK, serta Lembaga Jasa Keuangan dan Asosiasi. 

Ketersediaan SDD sangat penting untuk mengetahui perkembangan dan sekaligus menyatukan langkah bersama. Seluruh pemangku kepentingan dapat melakukan penyempurnaan atas kebijakan dan programnya guna mempercepat turunnya kesenjangan atas akses pembiayaan yang dialami UMKM Perempuan.
 
Ketiga, mendorong para investor untuk mendukung proses pelaksanaan WE Finance Code di Indonesia melalui aksi-aksi nyata untuk menutup kesenjangan atas akses pembiayaan yang dialami UMKM Perempuan.

Selanjutnya: Jual Unit Departemen Store, Alibaba Merugi US$ 1,3 Miliar

Menarik Dibaca: Yogyakarta Hujan Ringan Mulai Sore, Pantau Prakiraan Cuaca Besok di DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×