Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri modal ventura di Tanah Air mampu menjalankan bisnis yang terbilang apik sepanjang tahun 2023. Di tahun 2024 ini sejumlah perusahaan telah menyiapkan strategi untuk menyasar sektor yang dianggap krusial untuk melakukan investasi.
PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) menyatakan sejauh ini memiliki dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebanyak US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,9 triliun untuk investasi di sejumlah startup di berbagai sektor.
CEO Mandiri Capital Indonesia, Ronald Simorangkir mengatakan di tahun 2023 berkolaborasi dengan corporate venture capital (CVC) dari BUMN dan membentuk Merah Putih Fund (MPF), BTN Fund, sekaligus kerja sama strategis bersama investible untuk mengelola Mandiri Investible Global Climate Tech Fund yang ditujukan untuk mendukung startup di sektor Climate Tech di Asia Tenggara dan Oceania.
Baca Juga: East ventures Menggalang Dana US$ 380 Juta Sepanjang 2023
“MCI hadir untuk mewadahi startup, salah satunya melalui rangkaian program XYZ yang disesuaikan dengan kebutuhan para startup di berbagai tahapan perkembangannya. Komitmen ini diharapkan mampu membawa perubahan sekaligus menciptakan bisnis yang memiliki value dan impact,” ujarnya di Jakarta, Rabu (17/1).
Berdasarkan catatan, MCI sejauh ini memiliki 23 portofolio aktif di sejumlah startup seperti fintech P2P lending, B2B Value Chain, fintech and payments dan di notable portofolio lainnya.
Ke depan, Mandiri Capital Indonesia menargetkan US$ 450 juta untuk komitmen fund size yang telah dan akan dikelola seperti MPF, global climate tech fund dan BTN Fund.
“Di tahun 2024, kita fokusnya di strategic investor jadi ada intensi untuk menumbuh kembangkan investasi kita agar lebih stable, financialy dan punya peluang untuk tumbuh,” terang Ronald.
Ronald menuturkan, adapun sektor yang disasar pada tahun ini antara lain agriculture dan aquaculture, manufacturing industry, renewable energy, carbon trading, artificial intelligence, cyber securities dan digital tech.
“Kita lihat peluang-peluang dari industri yang support pemerintah, dan infrastruktur di industri itu punya peluang untuk tumbuh contohnya industri kesehatan dari rumah sakitnya, alat kesehatan dan asuransinya,” tuturnya.
Ronald bilang, dalam memitigasi risiko pihaknya melihat dari dua sisi yaitu risiko investasi dan risiko bisnis perusahaan yang akan diinvestasikan.
“Risiko kita berinvestasi kita mitigasi dengan cara melakukan pendekatan, kita gak inves dulu kita kasih project terlebih dulu, kemudian kita lihat bahwa itu bagus,” terangnya.
Sementara untuk risiko bisnis, kata dia, tercermin dari potensi perusahaan tersebut apakah menjadi prioritas pemerintah atau tidak.
“Di 2024 kita tetap sebagai investor cari cuan, kita sebagai strategic investor fokusnya tumbuh dan kita sebagai bagian dari korporasi besar yang punya cita-cita tinggi kita mau global,” tandasnya.
PT BNI Ventures (BNV) mengatakan di tahun 2023 telah menyelesaikan beberapa kesepakatan (deals) investasi di sejumlah startup.
CEO BNI Ventures, Eddi Danusaputro menyampaikan kondisi tech winter di 2023 masih memengaruhi iklim investasi, sehingga pihaknya lebih selektif dalam melakukan investasi. Di tahun 2023, pihaknya melakukan dua investasi pertama pada startup Kecilin sementara satu lagi masih dalam tahap finalisasi.
Eddi bilang, di tahun 2024 BNV masih fokus pada investasi di sektor fintech dan fintech enablers. Selain itu, pihaknya juga melirik sektor potensial lainnya seperti agritech, aquatech, energytech dan yang berhubungan dengan impact serta climate change.
Baca Juga: BNI Venterus Selektif Investasi di 2023, Begini Rencana di 2024
Sayangnya, Eddi tak menyebutkan berapa besaran dana yang bakal dikeluarkan di tahun 2024 mendatang. Dia hanya bilang, di tahun depan perusahaan punya estimasi melakukan beberapa investasi di startup.
“Estimasi akan lakukan tiga sampai empat investasi di 2024. (Di tahun 2024) kami sedang siapkan untuk luncurkan produk dana ventura,” pungkasnya.
East Ventures mencatat total penggalangan dana mencapai US$ 380 juta sepanjang 2023 dari berbagai jenis dana. East Ventures menunjukkan komitmen kuat pada tiga hal utama di antaranya diversifikasi sektor, kolaborasi regional dan membangun Asia Tenggara yang produktif.
Tercatat di tahun 2023, East Ventures berhasil menyelesaikan 63 deals, menyambut 29 perusahaan portofolio baru dan menginvestasikan hampir US$ 80 juta ke perusahaan portofolio tahap awal (seed) dan lanjutan (growth).
Investasi tersebut tersebar di berbagai sektor, termasuk perusahaan pendukung e-commerce, biotech, Software as a Serevice (SaaS), kendaraan listrik, teknologi iklim dan lain-lain.
Managing Partner East Ventures Roderick Purwana menyampaikan ada beberapa indikasi yang membuat pihaknya optimis di 2024. Dia mengatakan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) berpotensi menurunkan suku bunga acuan di 2024 dan memberi harapan pertumbuhan ekonomi AS lebih tinggi.
“Memasuki 2024 pasti banyak ketidakpastian. Ketegangan geopolitik di beberapa negara dan ketidakstabilan ekonomi global menyebabkan volatilitas yang besar. Namun, kami melihat tanda-tanda positif. Kami tetap waspada, memantau dengan cermat, dan fokus pada tujuan kami terlepas dari fluktuasi eksternal," ujarnya.
Roderick menyampaikan, di tahun 2024 pihaknya bakal berinvestasi pada founder dan peluang terbaik. Selain itu, pihaknya melihat banyak prospek investasi di berbagai sektor di antaranya teknologi iklim, kesehatan dan rantai pasok.
“Kami selalu mengingatkan diri kami untuk bersaing dengan pencapaian kami sebelumnya dan tetap mengobservasi peluang-peluang yang belum terlihat jelas,” katanya.
Peraturan Anyar Perusahaan Modal Ventura
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja merilis Peraturan OJK (POJK) Nomor 25 Tahun 2023 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura Dan Perusahaan Modal Ventura Syariah.
POJK ini juga resmi dijadikan pengganti POJK nomor 35 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Santosa menyebut baleid ini upaya untuk mendorong pengembangan perusahaan rintisan startup serta UMKM.
“Salah satu pokok pengaturan dalam POJK ini adalah adanya pengkategorian perusahaan modal ventura dan perusahaan modal ventura syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya,” imbuhnya.
Baca Juga: Tumbuh Berkembang Bersama Brand Lokal
Aman menerangkan, perusahaan modal ventura wajib menjalankan usaha yang fokus pada penyertaan modal, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi/sukuk konversi, dan/atau pengelolaan Dana Ventura, yang selanjutnya disebut sebagai perusahaan berbentuk venture capital corporation.
Selain itu, modal ventura harus fokus pada pembiayaan melalui pembelian surat utang/sukuk yang diterbitkan Pasangan Usaha pada tahap rintisan awal dan/atau pengembangan usaha, pembiayaan, dan/atau pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, yang selanjutnya disebut sebagai Perusahaan berbentuk venture debt corporation.
“Dengan adanya pengkategorian tersebut diharapkan perusahaan modal ventura dan perusahaan modal ventura syariah dapat secara fokus dan optimal dalam menjalakan kegiatan usaha sesuai lini usaha yang dipilih,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News