Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah tertekan akibat pandemi covid-19, bisnis kartu kredit bisa kembali tumbuh. Bank Indonesia mencatatkan volume gesekan kartu kredit tumbuh 2,63% year on year (yoy) menjadi 281,9 juta kali di sepanjang 2021.
Secara nominal bisnis kartu kredit mampu tumbuh 2,35% yoy menjadi Rp 244,51 triliun pada tahun lalu. Padahal jumlah kartu kredit yang beredar malah turun 2,52% yoy menjadi 16,51 juta keping.
Artinya, nasabah mulai meningkatkan transaksinya meski pandemi memasuki tahun ketiga. BI mencermati transaksi pembayaran menggunakan kartu masih mampu tumbuh di awal tahun 2022.
Padahal, transaksi ekonomi dan keuangan digital makin berkembang pesat di tengah pandemi.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, Debit, dan kartu kredit juga tumbuh 14,39% year on year (yoy) mencapai Rp 711,2 triliun di Januari 2022.
Baca Juga: Bankir Optimis Bisnis Kredit Konsumer Melesat di Tahun 2022
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencermati volume transaksi kartu kredit sepanjang Januari 2022, mulai mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan masa pandemi di bulan Januari 2021.
General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Grace Situmeang optimistis bisnis kartu kredit tahun ini lebih baik lagi. Ia mengatakan berbagai inovasi terus dilakukan untuk meningkatkan volume transaksi dengan strategi yang fokus pada transaksi New Life Style Experience.
Mulai di merchnat e-commerce, dinning, electrinic & gadget, healthcare, hingga travel related baik yang berskala nasional maupun regional. Juga berbagai event menarik akan dilakukan sepanjang tahun 2022.
"Disamping itu BNI kartu kredit terus mengoptimalkan kerjasama dengan partner strategis, guna peningkatan volume transaksi melalui Virtual Card Number (VCN).
Bagi calon pemegang kartu kredit, BNI memberi kemudahan dalam mengajukan kartu kredit secara digital, dengan proses yang lebih mudah dan cepat," ujarnya kepada Kontan.co.id pada Jumat (25/2).
Lewat berbagai upaya tersebut, BNI optimis volume transaksi kartu kredit di tahun 2022, dapat tumbuh diatas 2%yoy.
Baca Juga: Promo Kartu Kredit Mandiri, Diskon Spesial ke Sulawesi Rp 300.000 dari Traveloka
Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan yakin prospek pembiayaan konsumer termasuk kartu kredit tetap positif di sepanjang tahun ini. Kuncinya, tidak ada pengetatan kegiatan PPKM yang berarti lagi.
“Kami berharap kartu kredit bisa mulai tumbuh lagi. Pada Januari 2022, dari bisnis konsumer, hanya kartu kredit yang masih turun 2%, tapi sudah bergerak ke arah positif,” kata Lani kepada Kontan.co.id.
Pada akhir tahun lalu, penyaluran kartu kredit CIMB Niaga mencapai Rp 8,59 triliun. Masih turun 3,4% yoy dibandingkan Desember 2020 senilai Rp 8,89 triliun tapi tumbuh 4,2% secara kuartalan dari posisi September 2020 sebesar Rp 8,24 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan bisnis kartu kredit masih akan menjadi pekerjaan rumah tahun ini. Namun ia optimis bila mobilitas masyarakat tidak tersendat, transaksi kartu kredit bisa kembali berkembang.
“Karena pada masa lalu tumpuan kartu kredit di transaksi offline. Saat pandemi produk kartu kredit mulai mengandalkan transaksi online dengan pertumbuhan jumlah transaksi yang signifikan,” ujar Jahja.
Kendati demikian, ia mengakui secara nominal transaksi kartu kredit di merchant online masih relatif kecil. Maklum, transaksi offline biasanya untuk keperluan traveling, hiburan, pesawat, dan belanja mahal.
BCA berhasil mencatatkan pertumbuhan saldo outstanding kartu kredit 5,2% yoy menjadi Rp11,8 triliun hingga akhir 2021. Adapun total portofolio kredit konsumer naik 5,1% yoy menjadi Rp 148,4 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga optimistis penyaluran kredit konsumer bisa tumbuh di kisaran 11% hingga 12% yoy. Sekretaris Perusahaan Aestika Oryza Gunarto menyebut pertumbuhan ini ditopang oleh KPR, payroll loan, serta credit card dan digital lending.
Merujuk presentasi perusahaan, bisnis kartu kredit dan lain Bank BRI mencapai Rp 4,3 triliun di 2021. Nilai ini tumbuh 20,4% yoy dari posisi 2020 senilai Rp 3,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News