Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memprediksi, penurunan suku bunga BI rate sebesar 25 bps yang diputuskan Bank Indonesia pada Kamis ini (16/6), berpotensi menyebabkan suku bunga kredit bank berkode saham BBRI ini turun pada semester II-2016.
Direktur Konsumer BRI, Sis Apik Wijayanto memperkirakan, pada semester dua mendatang, suku bunga kredit BRI secara umum bisa turun 15 bps sampai 25 bps.
Dia bilang, waktu penurunan suku bunga kredit ini diperkirakan akan terjadi pada dua sampai tiga bulan setelah BI rate mengalami penurunan.
Untuk segmen kreditnya, menurut Sis, yang paling pertama mengalami penurunan adalah komersial. Kedua konsumer dan yang terakhir adalah UMKM.
“Penurunan bunga kredit masing-masing sektor menyesuaikan risk premium dan cost of credit masing-masing sektor,” ujar Sis, Kamis (16/6).
Sis menambahkan, untuk melakukan penurunan bunga kredit, BRI akan melakukan rapat terlebih dahulu. Nantinya dalam rapat ini akan diputuskan berapa bps penurunan bunga kredit.
Tapi, menurut Sis, sebelum menurunkan bunga kredit, BRI akan melakukan evaluasi terhadap penurunan suku bunga simpanan.
Menurut sis, aturan capping OJK yang berlaku pada Maret 2016 lalu sangat efektif menurunkan biaya dana bank. Sis berharap, dengan adanya penurunan BI rate lanjutan ini, suku bunga kredit akan turun semakin cepat.
Sebagai informasi, pada 1 Mei 2016, berdasarkan data Suku Bunga Dasar Kredit SBDK) BRI, tercatat suku bunga terendah adalah krediet ritel dengan bunga sebesar 9,75%. Sedangkan yang tertinggi adalah kredit mikro sebesar 17,5%.
Catatan saja, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) hari ini memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin.
Dengan demikian, BI Rate saat ini berada pada posisi 6,5%. Adapun suku bunga BI 7-day Reverse Repo Rate ditetapkan turun sebesar 25 basis poin dari level 5,50% menjadi 5,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News