kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Singapura akan berhenti terbitkan uang S$ 1.000, apa efeknya ke bisnis money changer?


Kamis, 05 November 2020 / 15:04 WIB
Singapura akan berhenti terbitkan uang S$ 1.000, apa efeknya ke bisnis money changer?


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Singapura akan berhenti menerbitkan uang kertas pecahan 1.000 dolar Singapura per 1 Januari 2021. Langkah itu diambil oleh Monetary Authority of Singapore (MAS) guna mengurangi risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Pedagang Valuta Asing Inge Setiawan dari PT Oriental Pacific Money Changer mendukung kebijakan yang diambil oleh regulator Negeri Singa itu. Lantaran kebijakan itu bisa mencegah tindak korupsi, pencucian uang, dan terkait terorisme.

“Kebijakan itu mungkin akan terdampak juga karena sekarang saja pecahan 1.000 itu ratenya sudah beda dengan pecahan yang lebih kecil. Tapi karena selama pandemi ini transaksi sepi, jadi belum akan terasa dampaknya, itupun kan masih 2 hingga 3 tahun lagi ditarik dari peredaran,” ujar Inge kepada Kontan.co.id pada Kamis (5/11).

Bila berbicara sebelum pandemi, ia menyatakan permintaan pecahan 1.000 dolar Singapura cukup banyak. Lantaran mudah untuk dibawa saat melancong ke Singapura. Kebanyakan tujuan penggunaan dolar 1.000 untuk pengobatan dan pembayaran rumah sakit.

Baca Juga: Singapura berhenti terbitkan uang kertas pecahan S$ 1.000, ada apa?

Namun ia menekankan, bukan berarti pecahan yang lebih kecil tidak diminati. Sebab segmen untuk pecahan 10, 50, dan 100 dolar Singapura diminati oleh para turis yang gemar pelesir ke Singapura.

“Saat ini permintaan pecahan 1.000 tetap ada tapi tidak sebanyak sebelum pandemi. Pecahan ini lebih banyak dicari karena untuk perdagangan valas, karena nilainya lebih tinggi dari pecahan kecil. Juga untuk melakukan pembayaran,” jelas Inge.

Meski belum bisa melihat dampak dari kebijakan ini ketika pandemi usai maupun ketika Singapura membuka pintu bagi masyarakat global, Inge menilai bakal ada kebijakan baru dari regulator lantaran kebijakan ini juga akan memberikan dampak bagi Singapura sendiri seperti bagi sektor perdagangannya. 

Selanjutnya: Singapura cuma catat 1 kasus baru corona, terendah sejak Februari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×