Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan optimistis penurunan suku bunga acuan (BI Rate) ke level 5,75% akan berdampak pada perbaikan kualitas kredit atau rasio non performing loan (NPL) di segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR), mengingat bunga floating KPR akan menyesuaikan dengan penurunan BI Rate.
Jika melihat data Bank Indonesia, tren rasio NPL pada segmen properti terus memburuk. Per November rasio NPL properti berada di level 2,74%, meningkat secara tahunan dari posisi 2,59% per November 2023.
NPL Tertinggi dicatatkan oleh segmen Kredit Pemilikan Rumah Susun atau Apartemen (KPA) yang per November 2024 berada di level 2,77% dibandingkan periode yang sama tahun lalu di level 2,56%.
Baca Juga: Bunga Acuan Turun, Bank BNI Optimis Kredit Konsumer Tumbuh di Atas 13% YoY pada 2025
Sementara rasio NPL rumah tapak juga memburuk ke level 2,62% per November 2024 dari periode tahun lalu di level 2,44%.
PT Bank Mandiri Tbk optimistis rasio NPL KPR diproyeksikan akan terus membaik usai penurunan BI Rate.
"Dengan adanya penurunan BI Rate tentunya nantinya akan mempengaruhi rate yang ada di market untuk KPR, dimana 2 hal ini berkorelasi positif," ungkap VP Mortage Product Development Bank Mandiri Ruby Indra kepada Kontan, Selasa (21/1).
Lebih lanjut Ruby menyebut tingkat NPL Mandiri KPR terus turun secara tahunan dan diproyeksikan juga terus akan membaik karena fokus menggarap bisnis ekosistem.
Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan KPR di angka dua digit pada tahun 2025, dengan tetap menjaga kualitas yang lebih baik dari tahun 2024 lalu.
Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menilai, meski suku bunga acuan turun, namun hal ini tidak serta merta berdampak terhadap kualitas kredit. EVP Consumer Loan BCA Welly Yandoko menyampaikan, ada faktor lainnya yang mempengaruhi memburuknya kualitas kredit KPR.
"Salah satu penyebab kenaikan NPL adalah berakhirnya kebijakan restrukturisasi Covid-19 di Maret 2024. Penurunan daya beli juga turut berdampak kepada kemampuan bayar nasabah," ungkap Welly kepada Kontan.
Baca Juga: Mengintip Potensi Pertumbuhan Kredit Konsumer Saat BI Rate Turun
Meski begitu, Welly tetap berharap pemangkasan BI Rate bisa meningkatkan roda perekonomian, sehingga kemampuan finansial dan kemampuan membayar angsuran masyarakat turut meningkat, yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan NPL.
Adapun rasio NPL KPR BCA sepanjang 2024 berada di bawah NPL industri yakni di Bawah 2%. Welly menyebut sempat terjadi kenaikan di Kuartal II-2024, namun sudah bergerak turun tipis ke angka 1,59% di Kuartal III-2024.
"Kami optimistis angka ini masih bisa bergerak turun. Strategi menurunkan angka NPL dilakukan dengan secara disiplin melakukan monitoring ketat terhadap kualitas kredit sehingga dapat menyusun strategi dan melakukan tindakan yang cepat dan sesuai," ungkap Welly.
Welly juga menjelaskan, perubahan suku bunga KPR tidak hanya dipengaruhi oleh penurunan suku bunga acuan, namun juga dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kondisi internal dari masing-masing bank.
Meski demikian, KPR BCA berkomitmen untuk memberikan suku bunga yang kompetitif sesuai dengan kebutuhan masyarakat. BCA menargetkan pertumbuhan KPR sejalan dengan target manajemen, dengan angka NPL yang terjaga.
Selanjutnya: Revisi UU Minerba, Pengamat Sebut Ada Potensi Kehilangan PNBP
Menarik Dibaca: Meningkatkan Kebahagiaan Suami dengan Tindakan Kecil, Ini Tips dari Moncer Coffee
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
