kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suku Bunga Global Naik, Imbal Hasil Unitlink Pendapatan Tetap Masih Terpuruk


Rabu, 18 Mei 2022 / 09:25 WIB
Suku Bunga Global Naik, Imbal Hasil Unitlink Pendapatan Tetap Masih Terpuruk
ILUSTRASI. Nasabah mencari informasi mengenai produk unit link dari asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Rabu (2/1). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/02/2022


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga global turut memberi dampak pada imbal hasil unitlink berbasis pendapatan tetap. Memasuki kuartal II-2022, imbal hasilnya melanjutkan koreksi dengan tetap berada di area negatif.

Data Infovesta menunjukkan imbal hasil unitlink pendapatan tetap senilai -1,37% ytd pada April 2022. Padahal, bulan sebelumnya, imbal hasil untuk unitlink dengan jenis fund tersebut masih senilai -0,64% ytd. “Pendapatan tetap memang akan terus tertekan kenaikan suku bunga hingga akhir tahun ini,” ujar Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana.

Meskipun demikian, Wawan bilang bahwa masih ada harapan untuk kinerja full year dari unitlink pendapatan tetap berada di area positif karena masih akan mendapatkan pendapatan dari kupon. “Dalam jangka panjang, unitlink berbasis obligasi justru menarik di saat koreksi,” imbuhnya.

Di sisi lain, unitlink yang memiliki fund jenis saham maupun campuran masih melanjutkan tren kenaikan. Misalnya, unitlink saham naik memiliki imbal hasil senilai 3,68% ytd, naik dari bulan sebelumnya yang  senilai 2,29%, dan unitlink campuran memiliki imbal hasil 2,23% ytd, naik dari bulan sebelumnya senilai 1,21%.

Baca Juga: Kinerja Induk 2021 Turut Bertumbuh, Tugu Insurance Gelar RUPST

Wawan pun melihat efek kenaikan suku bunga bisa diimbangi dengan diizinkannya kembali mudik dan naiknya harga komoditas. Ditambah, kinerja emiten di kuartal pertama tahun ini rata-rata baik dan memberikan keyakinan efek kenaikan suku bunga bersifat jangka pendek.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang terjadi pada pelaku industrinya yaitu BNI Life yang mencatat secara total portfolio, unitlink saham masih merupakan yang terbesar dengan kontribusi sebesar 69,09%.

“Meski demikian, secara year to date April 2022, unitlink pendapat tetap masih menjadi pilihan terbanyak nasabah,” ujar Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan.

Memang, unitlink pendapatan tetap milik BNI Life masih mampu memberikan imbal hasil positif, jauh di atas indeks unitlink pendapatan tetap dan masuk dalam 10 besar teratas, menurut data infovesta.

Produk-produk yang dimaksud tersebut, antara lain Dana Mantap 5 dengan imbal hasil senilai 3,73% ytd, lalu ada Dana Mantap 6 yang imbal hasilnya senilai 3,54% ytd. Terakhir, ada Dana Mantap 10 yang memiliki imbal hasil senilai 3,25% ytd.

Baca Juga: Ini Daftar Nama-nama yang Lolos Menjadi Badan Perwakilan Anggota AJB Bumiputera

Meski masih mampu memberikan imbal hasil tinggi, penurunan jumlah pemegang polis unitlink individu aktif BNI Life masih tak terelakkan. Per April 2022, tercatat ada penurunan sekitar 10% pemegang polis dari periode sama tahun sebelumnya dan saat ini menjadi sekitar 105 ribu pemegang polis.

“Penyebab turunnya jumlah pemegang polis antara lain adanya penebusan polis dan jatuh tempo,” pungkas Eben.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×