Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menambah likuiditas ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) senilai Rp 200 triliun baru-baru ini.
Kebijakan tersebut tampaknya bisa berdampak terhadap kinerja investasi dana pensiun, khususnya penempatan di instrumen deposito. Sebab, likuiditas yang longgar bisa membuat biaya dana menurun, sehingga menekan pendapatan bunga deposito yang diparkir di Himbara.
Mengenai hal itu, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menilai dana pensiun (dapen) tak akan terburu-buru dalam mengalihkan dana investasi deposito ke bank swasta. Staf Ahli ADPI Bambang Sri Mulyadi mengatakan pada umumnya dapen mempertimbangkan penempatan investasi deposito pada bank yang sehat.
Baca Juga: Tambahan Likuiditas Himbara Berpotensi Tekan Bunga Deposito, Ini Strategi Dapen BCA
"Dana Pensiun akan menempatkan deposito pada bank yang sehat, tidak hanya pada bank Himbara. Dana pensiun sebagian besar menempatkan pada Bank Pembangunan Daerah (BPD)," ucapnya kepada Kontan, Jumat (19/9).
Berdasarkan data per Juli 2025, ADPI mencatat porsi penempatan investasi dapen secara gabungan di deposito berjangka sebesar 26,14% terhadap total investasi. Secara rinci, Bambang menerangkan porsi penempatan investasi Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK PPMP) di obligasi sebesar 9,48% terhadap total investasi dapen secara gabungan per Juli 2025.
Sementara itu, porsi Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK PPIP) sebesar 10,67% terhadap total investasi dapen secara gabungan per Juli 2025, serta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebesar 51,50%.
Baca Juga: BNI Hadirkan Fitur Simponi di wondr by BNI Permudah Pengelolaan Dana Pensiun
Selanjutnya: Hanya 6 SPBU Di Jawa Barat Sedia Shell Super Hari Ini (22/9), Bandung & Depok Kosong
Menarik Dibaca: Biar Anak Bebas Bergerak, Begini Cara Pilih Pakaian yang Tepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News