Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menambah likuiditas ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) senilai Rp 200 triliun baru-baru ini.
Kebijakan tersebut tampaknya bisa berdampak terhadap kinerja investasi dana pensiun, khususnya penempatan di instrumen deposito. Sebab, likuiditas yang longgar bisa membuat biaya dana menurun, sehingga menekan pendapatan bunga deposito yang diparkir di Himbara.
Dana Pensiun BCA atau Dapen BCA (DPBCA) mengungkapkan, penempatan dana di instrumen pasar uang, termasuk deposito, sebagai sarana likuiditas jangka pendek.
Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno mengatakan, terdapat sejumlah pertimbangan bagi pihaknya dalam menempatkan investasi di instrumen obligasi.
Baca Juga: Aset Dana Pensiun BTN Tembus Rp 2,67 Triliun per Agustus 2025
"Prinsip utama adalah memilih bank yang aman dan memberikan tingkat bunga yang optimal, dengan tetap memperhatikan diversifikasi dan ketentuan regulator," katanya kepada Kontan, Jumat (19/9/2025).
Budi menambahkan tak menutup kemungkinan pihaknya akan melakukan penyesuaian investasi di obligasi. Dia bilang penyesuaian itu dapat dilakukan secara berkala sesuai kondisi pasar, tanpa berfokus pada bank tertentu.
Per Juli 2025, Budi menyampaikan penempatan deposito Dana Pensiun BCA tercatat sebesar 9,57% dari total investasi. Secara rinci, penempatan pada bank Himbara sekitar 27,2% dari total portofolio deposito.
Dia menerangkan porsi penempatan di obligasi itu sejalan dengan strategi diversifikasi Dapen BCA, yang mana penempatan dana dilakukan pada beberapa bank yang memenuhi kriteria keamanan dan imbal hasil yang kompetitif, bukan berdasarkan satu kelompok bank saja.
Hingga Juli 2025, Budi mengatakan rata-rata imbal hasil (return) penempatan deposito tercatat sekitar 3,68%, atau lebih rendah dibandingkan total yield portofolio investasi Dapen BCA yang mencapai 5,51%.
Dia menyebut, hal itu mencerminkan bahwa deposito lebih sebagai instrumen likuiditas untuk mendukung kebutuhan pembayaran manfaat pensiun, sedangkan kontribusi return utama berasal dari instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi dan Surat Berharga Negara (SBN).
Selanjutnya: Perlukah Tes Asam Urat untuk Deteksi Dini Masalah Sendi? Cari Jawabannya di Sini
Menarik Dibaca: Perlukah Tes Asam Urat untuk Deteksi Dini Masalah Sendi? Cari Jawabannya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News