Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Implementasi teknologi macam big data, dan artificial intelligence (AI) diyakini bakal membantu untuk menekan suku bunga kredit. Pasalnya, menurut Direktur Manajemen Resiko PT Bank Mandiri TBK (BMRI) Ahmad Siddik Badruddin, implementasi teknologi bisa mengurangi biaya kredit alias cost of credit (CoC).
"Pricing sangat beragam, tergantung profitabilitas modal, revenue, cost delivery, maintenance dana, dan berapa CKPN. Nah model seperti itu dibuat dari historikal data bank. Kalau ada big data yang bagus yang bisa bikin model lebih prediktif, tentu ini akan berpengaruh ke bunga kredit yang lebih murah karena biaya kredit juga berkurang," katanya saat jumpa pers Indonesia Banking Expo di Jakarta, Rabu (6/11).
Baca Juga: Di depan bos perbankan Jokowi minta tingkatkan pembiayaan untuk UMKM
Big data menurut Siddik tak cuma bisa menggambarkan profil keuangan calon debitur, melainkan juga hingga behavioral transaksinya.
Makanya Siddik bilang saat ini sejumlah perbankan juga tengah menyusun credit scoring model bekerja sama dengan fintech, maupun platform e-commerce.
"Mereka memiliki source yang tidak bisa didapat oleh bank, e-commerce misalnya punya data transaksi pelanggannya, berapa dia belanja per bulan, untuk barang apa saja, bagaimana pembayarannya. Ini semua data yang berguna baginya bank untuk memberikan kredit ke nasabah," lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo yang membuka IBEX 2019 juga menyatakan agar bank untuk segera menurunkan suku bunga kreditnya. Khususnya bunga kredit bagi para pelaku usaha mikro.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi melambat, saham apa yang masih prospektif?
"Negara lain bunga acuannya sudah turun, BI juga sudah turun, tapi banknya belum. Ini saya tunggu. Kawal pelaku usaha kecil, mikro yang jumlahnya besar," kata Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
