kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.640   30,00   0,18%
  • IDX 8.184   -53,61   -0,65%
  • KOMPAS100 1.134   -11,10   -0,97%
  • LQ45 813   -7,21   -0,88%
  • ISSI 288   -1,91   -0,66%
  • IDX30 425   -3,23   -0,75%
  • IDXHIDIV20 484   -2,62   -0,54%
  • IDX80 126   -1,18   -0,93%
  • IDXV30 135   0,70   0,52%
  • IDXQ30 135   -1,07   -0,79%

Teknologi Keuangan Naikkan Level UMKM Setara Korporasi Besar


Rabu, 22 Oktober 2025 / 06:00 WIB
Teknologi Keuangan Naikkan Level UMKM Setara Korporasi Besar
ILUSTRASI. Kontan. Rufa, pengusaha muda UMKM asal Tasikmalaya memperlihatkan tas yang diproduksinya selama satu tahun belakangan ini. Setelah ikuti pelatihan ‘Kelas Tunai, Rufa menyadari pentingnya pengelolaan dan digitalisasi keuangan (istimewa).


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Digitalisasi keuangan membantu pengusaha UMKM untuk memproses transaksi semakin mudah dan cepat. Selain itu, pencatatan keuangan pun menjadi lebih tertata agar bisnis kian berkembang.

Hal itu pula yang dialami para peserta ‘Kelas Tunai’, pelatihan yang diinisiasi Kementerian UMKM bersama PLUT Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebagian besar dari mereka mengaku, tanpa sadar, usahanya tumbuh setelah mulai beradaptasi dengan teknologi keuangan.

“Transaksi makin gampang. Terus narik uangnya cepat, gak ditahan lama. Jadi cepat buat puterin modal lagi,” ucap Rufaidah Oktavia Putri, UMKM perempuan yang memiliki usaha penjualan tas di platform eCommerce.

Rufa tidak berlatar belakang sekolah bisnis, apalagi berasal dari keluarga wirausaha. Ia mulai menekuni dunia usaha dua tahun lalu, setelah kontrak kerjanya di sebuah pabrik di Karawang berakhir.

“Setelah dari pabrik, balik lah pulang ke Tasikmalaya. Bapak (orang tua) juga mendukung saya bikin usaha. Saat itu langsung kepikiran jualan di eCommerce,” kata Rufa saat berkisah awal mula usahanya.

“Bapak waktu itu bilang, ‘Udah jualan aja, daripada capek-capek ngelamar kerja,” kenang Rufa.

Dalam satu tahun terakhir saja, toko bernama Ruleybags itu telah menjual lebih dari 3.000 tas. Omzetnya pun stabil di kisaran Rp15–20 juta per bulan. Kadang omzetnya bisa melonjak pada momen-momen tertentu seperti kampanye tanggal kembar dan musim hari raya.

Usahanya makin berkembang, tantangannya pun makin beragam.

“PR-nya sekarang tuh belajar tentang keuangan, akuntansi lah, ya. Karena jujur, selama ini pencatatan masih sebatas pengeluaran dan pemasukan dari pembeli. Masih belum rapi soal catat laba,” kata Rufa.

Perempuan berusia 23 tahun ini bilang peran teknologi keuangan nyata-nyata banyak membantu UMKM dalam menjalankan operasional usaha. Hanya saja, menurut dia, masih banyak UMKM yang belum sepenuhnya menyadari manfaat tersebut.

Dia sedikit memberi gambaran sederhana, kemudahan itu terhubungnya satu aplikasi ke satu aplikasi lain dalam ekosistem.

“Memang belum jago atur keuangan. Setidaknya, uang yang masuk - keluar bisa di satu aplikasi, lah. Aku buat belanja bahan modal pakai SeaBank, biar bank sendiri-sendiri gitu. Kan kalau digabung sama bank (pribadi - bisnis), jadinya lieur (baca: pusing) gitu,” tuturnya.

Rufa pun menyadari bahwa setelah menikmati kemudahan transaksi lewat digitalisasi keuangan, tantangan berikutnya adalah belajar pembukuan—mencatat modal, keuntungan, dan pemasukan secara rapi. Ia mengakui hal itu tidak mudah, meski dirinya cukup cepat beradaptasi.

“Mungkin karena aku Gen Z juga ya, jadi lebih gampang ngulik-ngulik hal baru,” katanya sambil tertawa kecil.

Kontan. Suasana pelatihan ‘Kelas Tunai’. Peserta mendengarkan, mencatat dan ada yang mengabadikannya langsung menggunakan kamera ponsel. (istimewa).

Hampir senada dengan Rufa, Hadi Ramdhani, pengusaha muda UMKM lainnya, mengaku belum menerapkan pencatatan keuangan secara disiplin.

Baru lah disadari pelatihan Kelas Tunai: UMKM Naik Omset Lewat Literasi Finansial, ternyata penting demi kelangsungan usahanya bila ingin berumur panjang. Apalagi pelatihan ‘Kelas Tunai’, menurut dia, terbilang lengkap. Karena menghadirkan pemateri tidak hanya urusan keuangan, juga belajar strategi pemasaran di platform eCommerce.

“Dari wallet Spay (dompet digital), penjual seperti saya itu mudahnya, seperti pembeli sudah mengklik pesanan selesai, saldo juga masuk otomatis ke penjual. Nah persoalannya, seringkali uang belanja itu kepakai untuk kebutuhan pribadi. Tiba-tiba udah dipakai aja gitu,” kata yang tahun ini berusia 29 tahun.

Merujuk laman umkm.go.id, Kementerian UMKM yang dipimpin Menteri Maman Abdurrahman, mendorong tiga langkah strategis demi penguatan produk lokal dan berdaya saing. Langkah

konkret itu salah satunya penguatan SDM, dalam bentuk fasilitas pelatihan, pendampingan dan peningkatan kapasitas digitalisasi.

Masih dalam penjelasan laman tersebut, disebutkan secara jelas mengenai isu strategis dalam pengembangan UMKM. Dua diantaranya ialah dorongan pemerintah agar UMKM terlibat dalam rantai pasok serta kontribusi terhadap aktivitas ekspor. Selain itu, pemerintah terus mendorong meningkatnya tingkat rasio kewirausahaan dalam lima tahun ke depan dengan menciptakan ekosistem kewirausahaan melalui melalui Entrepreneur Hub dan peningkatan kapasitas Wirausaha/Start-Up melalui inkubasi usaha

Selanjutnya: Merdeka Gold (EMAS) Rampungkan Pabrik OPP di Tambang Pani

Menarik Dibaca: Promo SushiYa Platter Hemat Via Online, 4 Pilihan Set Favorit Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×