kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

Ada Kekhawatiran Rebutan Debitur Korporasi Besar Pasca Himbara Diguyur Rp 200 Triliun


Rabu, 01 Oktober 2025 / 20:22 WIB
Ada Kekhawatiran Rebutan Debitur Korporasi Besar Pasca Himbara Diguyur Rp 200 Triliun
ILUSTRASI. Muncul kekhawatiran di kalangan bank non Himbara, bahwa guyuran likuiditas Rp 200 triliun akan meningkatkan persaingan perebutan debitur korporasi (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca bank-bank anggota Himbara mendapatkan tambahan likuiditas Rp 200 triliun, muncul kekhawatiran di kalangan bank lainnya bahwa ini meningkatkan persaingan dalam memperebutkan debitur korporasi. Di mana, saat ini ada kondisi permintaan kredit sedang juga sedang lesu.

Memang, jika menilik data Bank Indonesia (BI), kredit korporasi ini masih tumbuh 9,9% secara tahunan (YoY) per Agustus 2025. Di sisi lain, fasilitas kredit yang belum dipakai pun juga mencatatkan rasio mencapai 22,71 % pada Agustus 2025 dari 22,35% pada akhir 2024, terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja di sektor Industri, Pertambangan, Jasa Dunia Usaha, dan Perdagangan.

Stefen Loekito, Chief Personal Banking Officer Hana Bank pun mengungkapkan bahwa “saat ini ada ketakutan ada perebutan debitur korporasi, terlebih yang memang memiliki risiko macet rendah. Menurutnya, dengan kondisi ekonomi saat ini sangat sulit untuk mencari perusahaan yang layak diberi kredit.

Baca Juga: Bank Himbara Dapat Kucuran Rp 200 Triliun, BCA Syariah Harap Bisa Tekan Biaya Dana

Terlebih lagi, ia menyoroti bank-bank pelat merah yang mendapatkan tambahan likuiditas dari pemerintah baru-baru ini. Artinya, bank milik danantara ini diuntungkan dengan beban bunga yang rendah.

“Kita juga banyak yang di-take over, kadang-kadang cuma bedanya 0,5% hingga 0,1%,” ujar Stefen.

Oleh karenanya, ia mengungkapkan saat ini pihaknya menyiapkan beberapa strategi untuk mempertahankan debitur eksisting yang memiliki profil kredit minim risiko. Dengan harapan, Hana Bank tidak terjebak dalam perang bunga.

Adapun, salah satu strategi yang disiapkan adalah memberikan kredit UKM untuk ekosistem supply chain dari debitur korporasi mereka. Dengan demikian, ini bisa mempertahankan pula debitur korporasi yang sudah dimiliki.

Sependapat, Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan bilang saat ini permintaan dari korporasi besar untuk modal kerja maupun investasi untuk ekspansi belum kelihatan tumbuh signifikan. Oleh karenanya, persaingan antar bank untuk take over masih besar sekali.

Baca Juga: Suntikan Dana Rp 200 Triliun ke Bank Himbara, Berikut Catatan Ekonom Prasasti

“Terutama oleh bank-bank yang mempunyai cost of fund rendah, tentunya mempunyai poin tambah,” ujar Steffano.

Meski demikian,  ia bilang perpindahan nasabah karena beberapa alasan juga termasuk bunga yang lebih rendah di bank lain normal dan menjadi bagian dari risiko bisnis. Ia bilang cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan menawarkan semua solusi perbankan yg di butuhkan nasabah sebanyak-banyaknya.

Menurutnya, semakin banyaknya solusi yang dinikmati oleh nasabah maka kemungkinan untuk pindah relatif lebih kecil terutama hanya apabila karena bunga di salah satu produk.

“Tapi tetap ada beberapa debitur untuk mencari bunga yang lebih rendah,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah bilang saat ini memang belum ada kasus nasabah yang diambil alih oleh bank pelat merah. Namun, ia melihat pada umumnya nasabah korporasi besar memang sudah menjadi bagian dari portofolio mereka.

Tak hanya itu, ia meyakini take over agresif jarang terjadi tanpa alasan yang sangat agresif. Alasannya, switching cost relatif lebih tinggi dan bisa mengganggu hubungan jangka panjang bank dengan debitur.

Selanjutnya: Saham Mid Caps Berpotensi Melaju Hingga Akhir 2025, Ini Rekomendasi yang Potensial

Menarik Dibaca: 7 Zodiak yang Paling Kompetitif, Capricorn Salah Satunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×