kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terapkan BI-Fast, Bank Woori siapkan infrastruktur pendukung


Kamis, 18 November 2021 / 17:36 WIB
Terapkan BI-Fast, Bank Woori siapkan infrastruktur pendukung
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan logo Bank Woori Saudara (BWS) Jakarta, Rabu (29/4). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/04/2020.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank telah menyiapkan infrastruktur untuk mendukung penerapan BI-Fast. Salah satunya adalah PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS). 

Direktur Bank Woori Saudara Sadhana Priatmadja mengatakan, perusahaan telah menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung BI-Fast. "Kami sudah mempersiapkan sistem dan infrastruktur teknologi informasi sesuai arahan Bank Indonesia (BI)," kata Sadhana, Kamis (18/11). 

Diperkirakan, Bank Woori akan menjadi peserta pertama BI-Fast yang dilaksanakan pada pekan kedua Desember 2021. Selain Bank Woori, ada 21 bank lain yang juga menyelenggarakan layanan ini. 

Melalui keterlibatan sebagai peserta BI-Fast, perusahaan berharap bisa memberikan layanan lebih kepada nasabah. Kemudian meningkatkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income bagi perusahaan. "Namun yang utama adalah kelengkapan layanan kami dan pada waktunya akan menjadi layanan standar untuk semua bank," ungkapnya. 

Baca Juga: BCA dukung BI-Fast untuk majukan sistem pembayaran

Seperti diketahui, BI-Fast merupakan sistem penyelesaian transaksi yang beroperasi secara real time. Dengan demikian, proses settlement transaksi bisa dilakukan selama 24 jam penuh.

Rencananya, tahap pertama BI Fast akan dilaksanakan pada pekan kedua Desember 2021 dan tahap kedua pada Januari 2022. Melalui sistem ini, tarif transfer nasabah menjadi lebih murah, dari Rp 6.500 menjadi Rp 2.500.

Untuk tahap pertama, ada 22 bank yang terlibat. Mereka adalah Bank Tabungan Negara (BTN), Bank DBS Indonesia, Bank Permata, Bank Mandiri, dan Bank Danamon Indonesia.

Kemudian Bank CIMB Niaga, Bank Central Asia (BCA), Bank HSBC Indonesia, Bank UOB Indonesia, Bank Mega, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Syariah Indonesia (BSI).

Diikuti Bank OCBC NISP, UUS BTN, UUS Bank Permata, UUS Bank Cimb Niaga, UUS Bank Danamon Indonesia, Bank BCA Syariah, Bank Sinarmas, Bank Citibank NA dan Bank Woori Saudara Indonesia. 

Baca Juga: BI pantau kesiapan teknologi perbankan untuk menerapkan BI-Fast

Untuk tahap kedua, juga melibatkan 22 bank lain. Diantaranya, Bank Sahabat Sampoerna, Bank KEB Hana Indonesia, Bank Harda International, Bank Maspion, Bank Rakyat Indonesia Agroniaga dan Bank Ina Perdana.

Selanjutnya, Bank Mandiri Taspen, Bank Nationalnobu, Bank Jatim UUS, Bank Mestika Dharma, Bank Jatim, Bank Digital BCA, Bank Sinarmas UUS, Bank Multiarta Sentosa, Bank Ganesha.

Berikutnya Bank OCBC NISP UUS, Bank Jateng UUS, Standard Chartered Bank, Bank Jateng, BPD Bali, Bank Papua, dan Kustiodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Selanjutnya: Perbankan syariah targetkan pembiayaan tumbuh dua digit di tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×