kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak Inflasi, Bankir Tetap Optimistis Kredit UMKM Makin Deras Hingga Akhir Tahun


Jumat, 09 September 2022 / 17:08 WIB
Terdampak Inflasi, Bankir Tetap Optimistis Kredit UMKM Makin Deras Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Pondok Gede, Bekasi. Terdampak Inflasi, Bankir Tetap Optimistis Kredit UMKM Makin Deras Hingga Akhir Tahun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perbankan menyadari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan memicu inflasi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kendati demikian, bankir masih optimistis penyaluran kredit ke segmen UMKM masih akan mengalir deras hingga akhir tahun.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan simulasi dan riset dampak kenaikan BBM.

Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, mengatakan dalam skenario terburuk terjadi inflasi yang tinggi, BRI ternyata tidak akan memengaruhi kredit bank.

"Katakanlah inflasi yang tinggi dan pemerintah melakukan pengetatan-pengetatan. Pasti Pemerintah mengkompensasi hal tersebut kepada masyarakat yang paling terdampak di bawah, melalui berbagai stimulus," ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Jumat (9/9).

Baca Juga: Bank Mandiri Kembali Gelar Lelang Akbar Agunan Kredit Bermasalah

Aestika menyebut BRI bisa menjadi eksekutor dari stimulus itu.  BRI yakin bahwa apabila BBM naik, maka pemerintah berupaya agar inflasi yang naik itu diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi. 

"GDP growth itu salah satunya harus didorong kalau BRI tetap menyalurkan kredit. Contohnya yakni kredit-kredit yang memang bunganya disubsidi oleh pemerintah dan penyebarannya di perbanyak lagi ke grassroot seperti KUR," jelasnya.

Saat ini, BRI tetap optimistis mampu menumbuhkan kredit secara umum di kisaran 9% hingga 11% secara tahunan atau year on year (yoy) hingga akhir tahun 2022. BRI tidak merevisi pertumbuhan yang ditetapkan pada awal tahun.

Guna mencapai itu, BRI menyiapkan strategi selective growth dengan berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi yang kuat. Serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti Pertanian, Industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

Baca Juga: Kejar Rasio Dana Murah Hingga 50% Tahun Ini, Berikut Jurus BTN (BBTN)

Selain itu, BRI menerapkan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.

Lalu BRI melakukan maintenance quality dengan selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×