kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak Inflasi, Bankir Tetap Optimistis Kredit UMKM Makin Deras Hingga Akhir Tahun


Jumat, 09 September 2022 / 17:08 WIB
Terdampak Inflasi, Bankir Tetap Optimistis Kredit UMKM Makin Deras Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Pondok Gede, Bekasi. Terdampak Inflasi, Bankir Tetap Optimistis Kredit UMKM Makin Deras Hingga Akhir Tahun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perbankan menyadari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan memicu inflasi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kendati demikian, bankir masih optimistis penyaluran kredit ke segmen UMKM masih akan mengalir deras hingga akhir tahun.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan simulasi dan riset dampak kenaikan BBM.

Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, mengatakan dalam skenario terburuk terjadi inflasi yang tinggi, BRI ternyata tidak akan memengaruhi kredit bank.

"Katakanlah inflasi yang tinggi dan pemerintah melakukan pengetatan-pengetatan. Pasti Pemerintah mengkompensasi hal tersebut kepada masyarakat yang paling terdampak di bawah, melalui berbagai stimulus," ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Jumat (9/9).

Baca Juga: Bank Mandiri Kembali Gelar Lelang Akbar Agunan Kredit Bermasalah

Aestika menyebut BRI bisa menjadi eksekutor dari stimulus itu.  BRI yakin bahwa apabila BBM naik, maka pemerintah berupaya agar inflasi yang naik itu diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi. 

"GDP growth itu salah satunya harus didorong kalau BRI tetap menyalurkan kredit. Contohnya yakni kredit-kredit yang memang bunganya disubsidi oleh pemerintah dan penyebarannya di perbanyak lagi ke grassroot seperti KUR," jelasnya.

Saat ini, BRI tetap optimistis mampu menumbuhkan kredit secara umum di kisaran 9% hingga 11% secara tahunan atau year on year (yoy) hingga akhir tahun 2022. BRI tidak merevisi pertumbuhan yang ditetapkan pada awal tahun.

Guna mencapai itu, BRI menyiapkan strategi selective growth dengan berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi yang kuat. Serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti Pertanian, Industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

Baca Juga: Kejar Rasio Dana Murah Hingga 50% Tahun Ini, Berikut Jurus BTN (BBTN)

Selain itu, BRI menerapkan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.

Lalu BRI melakukan maintenance quality dengan selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah.

Serta menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.

Hingga akhir Juli 2022, penyaluran kredit BRI (bank only) tumbuh 9,39% yoy. Ditopang sektor perdagangan, pertanian, dan rumah tangga. Khusus untuk kredit segmen UMKM tercatat tumbuh positif secara tahunan, dengan pertumbuhan tertinggi di segmen mikro di kisaran 16% yoy.

Adapun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mengakui menaikkan inflasi akan berpengaruh pada daya beli masyarakat.

SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso mengatakan tetap optimis UMKM dapat terus bertumbuh.

Baca Juga: Apresiasi Loyalitas Nasabah, Bank DBS Indonesia Tingkatkan Transformasi Digital

"Bank Mandiri telah siap mempermudah akses permodalan kepada UMKM melalui strategi perluasan channel dan digitalisasi proses yang saat ini dilakukan. Dengan adanya permintaan UMKM yang sudah mulai meningkat, terlihat dari trend portfolio kredit," katanya kepada Kontan.co.id pada Jumat (9/9).

Lanjutnya,  seiring dengan terus bertumbuhnya jumlah UMKM di Indonesia, Bank Mandiri optimis penyaluran UMKM akan bertumbuh. Sebab, per Juli 2022 Portfolio UMKM Bank Mandiri tumbuh sebesar 14,23% secara tahunan.

"Penopang utama nya adalah sektor perdagangan dan sektor pertanian dan kehutanan. Penyaluran kredit UMKM di Bank Mandiri bergerak sesuai sektor usaha unggulan masing-masing wilayah, dengan mengoptimalkan value chain dari wholesale yang menjadi core Bank Mandiri," paparnya.

Baca Juga: BNI Sekuritas Gandeng Pendidikan Tinggi Vokasi Perkuat Kompetensi Pasar Modal

Data Bank Indonesia mencatatkan penyaluran kredit UMKM mengalami pertumbuhan 18,2% year on year (yoy) menjadi Rp 1.220,0 triliun di Juli 2022. Penopangnya datang dari kredit ke skala usaha mikro yang tumbuh 115,7% yoy menjadi Rp 420,7 triliun di tujuh bulan pertama 2022.

Lalu, skala usaha kecil tumbuh 22% yoy menjadi Rp 464,6 triliun di Juli 2022. Sedangkan menengah mengalami penurunan 26,7% yoy menjadi Rp 334,7 triliun.

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja yang disalurkan ke pelaku UMKM tumbuh 23,5% yoy menjadi Rp 949,5 triliun. Sedangkan kredit investasi hanya naik 2,6% yoy menjadi Rp 270,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×