Reporter: Azis Husaini, Dessy Rosalina, Issa Almawadi |
JAKARTA. Tiga bank milik negara (BUMN) bakal ikut membiayai konstruksi Liquid Natural Gas (LNG) Tangguh Train-3 di Teluk Bintuni, Papua. Mega proyek ini membutuhkan biaya US$ 12 miliar.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Gde Pradnyana, mengungkapkan tiga bank nasional tersebut adalah Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank BNI. "Ketiganya sudah menyatakan siap membiayai," katanya, akhir pekan lalu.
Gde bercerita, ada dua peluang pembiayaan dari proyek tersebut. Pertama, BP Berau Ltd sebagai operator Train-3 Tangguh, langsung meminta untuk dibiayai. Kedua, kontraktor pemenang Engineering, Procurement and Construction (EPC), juga mencari pembiayaan ke bank. "Satu bank hanya bisa membiayai US$ 2 miliar – US$ 3 miliar. Sebab mereka juga kan harus membiayai yang lain. Jadi ada sindikasi," ungkap dia.
Menurut Gde, perbankan umumnya ragu-ragu membiayai proyek migas, lantaran belum tahu keuntungan bisnis ini. Namun, saat ini mereka sudah mulai mengerti dan berminat membiayai.
Selaku operator, kepemilikan BP di Blok Tangguh merupakan mayoritas, yakni sebesar 37,16%. Pemegang saham lainnya ialah MI Berau BV, 16,30%, CNOOC Ltd 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd sebanyak 12,3%, KG Berau/KG Wiriagar sebesar 10%, LNG Japan Corporation mencapai 7,35%, and Talisman memiliki 3,06% saham.
BRI membenarkan rencana itu. Ada sekitar 5 bank yang akan membentuk sindikasi untuk proyek Tangguh. "BRI akan membiayai sekitar Rp 3 triliun," ujar Direktur Utama BRI, Sofyan Basir.
Kepala Divisi Bisnis Korporasi & Multi Nasional BNI Ridwan Jahja, menyebutkan, selama 2012, kredit migas BNI mencapai Rp 15 triliun. Ini mencakup sepertiga dari total kredit migas nasional. "Tahun ini potensi kredit migas mencapai Rp 137 triliun. BNI berharap bisa mempertahankan sepertiga pangsa," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News