Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kartu kredit bank kini dihadapkan pada kompetisi sengit dengan hadirnya layanan paylater. Walau demikian, bisnis kartu kredit terlihat masih tumbuh positif hingga pertengahan tahun 2024 ini.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume transaksi kartu kredit perbankan sepanjang semester I-2024 mencapai 218,03 juta capaian ini meningkat 15,9% dari periode sama tahun sebelumnya. Nilai transaksi juga terlihat meningkat 7,78% menjadi Rp 210,2 triliun pada semester I-2024
Sementara, volume transaksi kartu kredit meningkat 16,33% yoy menjadi 37,07 juta transaksi dari sebelumnya 31,87 juta transaksi.
Sedangkan jumlah kartu kredit yang beredar mencapai 18 juta kartu per Juni 2024, meningkat dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 17,59 juta unit.
Baca Juga: Bank Mega Luncurkan Inovasi Baru Bertransaksi Kartu Kredit Secara Digital
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga mencatat pertumbuhan bisnis kartu kredit pada semester I-2024, dengan outstanding tumbuh sekitar 10% yoy mencapai Rp 14,4 triliun. Nilai transaksi kartu tumbuh sekitar 6% yoy.
GM Divisi Bisnis Kartu BNI Grace Situmeang mengatakan, kehadiran bisnis paylater saat ini tidak berpengaruh signifikan kepada bisnis kartu kredit, mengingat kartu kredit dan paylayer memiliki segmen pasar yang berbeda.
"Namun, guna menghadapi maraknya paylater saat ini BNI kartu kredit telah mengantisipasi sesuai dengan arah digitalisasi Kartu Kredit. Digitalisasi kartu kredit akan meningkatkan kemudahan dan kenyamanan dari nasabah mulai dari pengajuan, pemrosesan, penerbitan, pengelolaan dan pembelanjaan dengan Kartu Kredit," jelasnya kepada kontan.co.id, Rabu (28/8).
Ia juga berharap, kartu kredit dan paylater akan dapat berjalan bersama-sama sebagai payment solution bagi transaksi nasabah, dengan benefit yang terdapat pada masing-masing produk.
Sejalan dengan itu, rasio kredit bermasalah (NPL) kartu kredit BNI masih terkendali, dan berada di bawah rata-rata NPL Industri. Meski begitu, Grace mengakui potensi peningkatan risiko di industri kartu kredit tidak dapat dihindari seiring dengan peningkatan ekspansi portfolio kartu kredit.
Baca Juga: Gandeng JCB, PermataBank Luncurkan PermataUltimate Card untuk Segmen Affluent
Hingga Juni 2024 NPL Kartu Kredit BNI berada di level 1,8%, meningkat dari periode sama tahun sebelumnya yang berada di level 1,7%. BNI menargetkan NPL kartu kredit terjaga di bawah 2%, dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam pemberian kartu kredit untuk selected customer.
Grace memproyeksikan, tren transaksi kartu kredit pada tahun 2024 terus tumbuh. Dengan transaksi Travel Related, E-Commerce serta Dining masih mendominasi transaksi kartu kredit. Nilai transaksi BNI kartu kredit sampai dengan akhir tahun 2024 diharapkan dapat tumbuh di atas 10%.
Dalam upaya peningkatan bisnis kartu kredit, beberapa fokus strategi akan dijalankan BNI sampai dengan akhir tahun 2024, antara lain melalui peningkatan customer base dari akuisisi kartu kredit baru, Penguatan strategic partnership, maupun penyediaan program dan fiture layanan kartu kredit yang memberikan benefit lebih bagi pemegang kartu.
Di samping itu BNI melalui Wondr by BNI terus meningkatkan digitalisasi kartu kredit dengan pengembangan fitur dan kemudahan transaksi bagi nasabah, mulai dari pengajuan kartu kredit, transaksi, installment dan kemudahan-kemudahan lainnya.
PT Bank Central Asia (BCA) juga mencatatkan nilai transaksi kartu kredit tumbuh 15% yoy menjadi Rp 58 triliun pada Juni 2024.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang, pertumbuhan ini ditopang pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat salah satunya di sektor pariwisata. entertaintment serta F&B.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Bank BCA Tembus Rp 850 Triliun pada Semester I-2024
Adapun saat ini, suku bunga kartu kredit BCA berada di level 1,75% untuk transaksi pembayaran dan penarikan tunai.
"Kami optimistis bisnis personal loan, termasuk kartu kredit di dalamnya, akan terus tumbuh ke depannya. BCA secara konsisten memberikan nilai tambah kepada nasabah kartu kredit dengan menghadirkan beragam promo menarik di berbagai segmen," kata Hera.
Direktur Retail Banking PT Bank Permata Tbk (BNLI) Djumariah Tenteram juga menilai bisnis kartu kredit akan terus berkembang, mengingat produk ini dapat dipergunakan secara luas baik untuk transaksi online, offline, di dalam dan di luar negeri.
"Untuk keseluruhan bisnis kartu kredit bank Permata hingga semester I-2024 ini meningkat hampir 20%, tetapi kalau kita lihat dari affluent segment spending-nya kita meningkat sekitar dari 30%. Dengan NPL yang cukup rendah dibandingkan industri, atau di bawah 1,8%," jelasnya.
Untuk memacu pertumbuhan jumlah pemegang kartu dan transaksi, Bank Permata melakukan sejumlah strategi, seperti cross selling kepada nasabah yang ada dalam ekosistem Bank Permata, digital acquisition, hingga kerja sama dalam bentuk co-branding serta co-marketing.
“Salah satunya, juga dengan membuat pemegang kartu kredit mendapatkan keuntungan seperti rewards point, diskon, cashback melalui fitur produk & program yang dipakai nasabah,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News