Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai transaksi derivatif di perbankan nasional yang termasuk dalam kategori spekulatif sudah menyusut. Bank Indonesia (BI) pun optimis, transaksi derivatif yang spekulatif tersebut tak akan mengganggu kinerja nilai tukar rupiah.
Deputi Gubernur BI Budi Mulya mengatakan, nilai transaksi derivatif per akhir Mei 2009 lebih kecil dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu. Akhir tahun lalu, transaksi derivatif spekulatif yang tercatat di BI mencapai Rp 41,8 triliun. "Sementara, posisi nilai kontrak per akhir Mei 2009 telah menciut menjadi Rp 6,9 triliun,” tutur Budi, Rabu (22/7).
Menurut Budi, transaksi derivatif terus menyusut karena penguatan nilai tukar rupiah. Selain itu, penyelesaian kontrak berdasarkan ketentuan yang telah dibuat oleh BI juga turut berperan dalam mengurangi jumlah transaksi derivatif tersebut.
Sekadar mengingatkan, pada pertengahan Desember 2008, BI telah melarang peredaran produk-produk transaksi derivatif yang bersifat spekulatif. Yakni, melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/37/PBI/2008 tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah.
Dalam aturan tersebut, BI menyerahkan penyelesaian kontrak derivatif kepada bank. Caranya, melalui penghentian kontrak, restrukturisasi, atau dialihkan pada produk pembiayaan atau kredit.
Namun, aturan tersebut tak langsung menghapus transaksi derivatif yang bersifat spekulatif. Transaksi tersebut masih ada sampai dengan kontrak selesai.
Oleh sebab itu, hingga kini BI terus melakukan pengawasan terhadap transaksi derivatif secara intensif.
Budi memperkirakan, banyak kontrak yang selesai pada Agustus 2009 nanti. Alhasil, nilai rupiah tak akan alami banyak gangguan.
Maklum, lanjut Budi, sisa produk derivatif berbau spekulatif yang hanya tinggal Rp 6,9 triliun itu tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap gejolak nilai tukar rupiah. "Sebab, selain permintaan kecil, penguatan rupiah akan turut membantu penyelesaian masalah produk derivatif itu," ujar Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News