kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Transaksi uang elektronik diramal sentuh Rp 278 triliun hingga akhir tahun


Selasa, 17 Agustus 2021 / 13:23 WIB
Transaksi uang elektronik diramal sentuh Rp 278 triliun hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat iklan dompet digital (Ovo, Go Pay, LinkAja) di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring meningkatnya kebutuhan selama pandemi, transaksi uang elektronik diperkirakan akan meningkat sampai akhir 2021. Berbagai faktor akan mendorong transaksi elektronik.

Bank Indonesia (BI) mencatat, penggunaan yang elektronik meningkat 41% yoy menjadi Rp 132 triliun. Dari realisasi itu, BI memperkirakan transaksi uang elektronik akan tembus Rp 278 triliun, naik 35,7% yoy pada akhir 2021. 

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menjelaskan, pertumbuhan positif tersebut didorong oleh empat faktor. Pertama, adanya transformasi produk dan layanan e-commerce

"Kita tahu, bahwa pembayaran terbanyak di e-commerce melalui e-money karena perilaku masyarakat bergeser ke arah digital. Maka itu, e-commerce terus berinovasi melalui berbagai fitur untuk menjaga pelanggan setia," kata Filianingsih, Selasa (17/8). 

Baca Juga: Bisnis fintech syariah tumbuh di tengah pandemi Covid-19

Kedua, adanya kolaborasi penyedia jasa pembayaran (pjp) dan platform investasi. Misalnya saja, kolaborasi OVO dan Bareksa serta kerja sama LinkAja dan Bibit untuk menawarkan produk reksadana bagi pengguna. 

Ketiga, perluasan ekosistem melalui aksi korporasi. Menurut Filiangsing, perluasan ekosistem ini bukan hanya melalui aksi akuisisi atau merger tetapi juga kolaborasi produktif antar pelaku industri seperti bank, fintech dan e-commerce

Bahkan, sejumlah perusahaan teknologi berupaya mendapat pendanaan besar melalui aksi korporasi seperti pembentukan Grup Gojek Tokopedia (GoTo). Kemudian investasi Emtek ke Grab Indonesia senilai Rp 5,4 triliun. 

"Bukan hanya di Indonesia, secara global pun terjadi. Diproyeksikan konsolidasi akan memperluas ekosistem," jelasnya. 

Baca Juga: Berkah pandemi, bisnis fintech syariah tumbuh

Keempat, digitalisasi perbankan akan semakin meluas. Berbagai cara dilakukan perbankan mulai dari penguatan kapasitas internal baik dari strategi bisnis, proses bisnis, teknologi dan core banking

"Bisa juga melakukan akuisisi bank-bank kecil. Kemudian melakukan perluasan ekosistem," tutupnya. 

Selanjutnya: Siapkan ekspansi anorganik, BNI berencana akuisisi fintech

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×