Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebanyakan orang tentu memiliki dana darurat. Idealnya dana darurat yang harus dimiliki seseorang kalau menurut para perenana keuangan adalah sekitar empat sampai enam kali dari pengeluaran bulanan.
Memiliki dana darurat memungkinkan kita dapat terus melanjutkan hidup dengan bisa membayar semua tagihan dan memenuhi kebutuhan saat tidak memiliki penghasilan. Uang tersebut akan jadi pengaman ketika masih mencari pekerjaan setelah menghadapi pemutusan Hubungan Kerja (PHK) misalnya.
Dana darurat tentunya harus ditempatkan di instrumen yang sangat likuid atau bisa ditarik kapan saja saat dibutuhkan. Satu-satunya intrumen yang likuid adalah tabungan. Bukan saham, bukan deposito ataupun obligasi.
Banyak orang memilih menyimpan dana daruratnya di bank payroll atau bank yang bisa mendukung layanan transaksi sehari-hari seperti mudah dalam membayar tagihan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), tagihan internet, listrik dan air, membayar sekolah anak, membayar asuransi, dan sebagainya.
Verawati (28), karyawati sebuah perusahaan swasta di Jakarta memilih menyimpan dana daruratnya dan juga dana untuk kebutuhan sehari-hari di bank payroll. Alasannya, bank tersebut memiliki banyak fitur yang memudahkan melakukan transaksi keuangan setiap harinya. Ia bisa dengan mudah melakukan pembayaran tagihan atau pembayaran belanja online dari layanan digital bank tersebut.
Di tengah pandemi Covid-19, hampir semua transaksi terpaksa harus dilakukan secara online. Vera merasa sangat terbantu dengan fitur-fitur bank yang dimilikinya. "Fitur-fiturnya yang lengkap membuat saya memilih bank ini," ujarnya pada Kontan.co.id, Jumat (12/2).
Tabungan, Dana Murah Bagi Perbankan
Bisnis perbankan pada prinsipnya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke dalam kredit. Agar pendapatan bersih bank lebih maksimal maka biaya dana yang dihimpun seharusnya lebih murah dan bunga kreditnya lebih tinggi.
Itu makanya bank berupaya mendorong pertumbuhan dana murah yang bersumber dari tabungan dan giro. Bunga yang harus dibayakan bank untuk dua produk tersebut tidak setinggi untuk produk deposito. Kalau mau margin bunga bersih makin tinggi maka pendanaan harus diperbankan dari dana murah tentunya. Margin makin besar tentu laba juga bisa semaking kinclong.
Jika merujuk dana Bank Indonesia (BI), total dana masyarakat yang disimpan di perbankan Tanah Air telah mencapai Rp 6.459,3 triliun per Desember 2020. Porsi tabungan sendiri Rp Rp 2,194,7 triliun atau sekitar 33,9% dari dana tersebut. Sementara giro menyumbang Rp 1.580 triliun dan deposito mencapai Rp 2.684,5 triliun.
Besarnya porsi tabungan tersebut tentu bisa jadi peluang bagi perbankan untuk menarik dana-dana murah dari masyarakat. Seperti pengalaman Vera yang memilih menabung dana daruratnya di bank yang memiliki banyak kemudahan layanan maka bank harus terus berinovasi meningkat fitur-fitur layanannya agar jadi pilihan bagi masyarakat.
BTN Bertransformasi Mengikuti Perkembangan Digital
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tengah berupaya melakukan transformasi untuk menjadi bank tabungan dalam menghadapi era digital. Selama 71 tahun, bank pelat merah ini memang fokus melakukan pembiayaan perumahan. Itu yang menjadikannya lebih dikenal masyarakat sebagai bank Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Padahal sebagai bank KPR dengan jumlah debitur yang sangat besar, potensi BTN untuk menjadi bank tabungan sangat besar.
Direktur Distribution and Retail Funding BTN Jasmin mengatakan, transformasi agar semakin dikenal sebagai bank tabungan sesuai dengan namanya sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Strategi perseroan untuk menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak hanya sekedar mendorong dana murah saja saja, tetapi ingin memperbesar porsi tabungan atau dana ritel.
Jika ditelisik laporan keuangan BTN tahun 2020, total DPK yang dihimpun mencapai Rp 279,14 triliun atau tumbuh 23,8% secara year on year (YoY). Porsi dana murah sudah mencapai Rp 114,7 triliun atau 41,1%. Namun, dana murah ini masih didominasi dana institusi dalam bentuk giro yakni mencapai Rp 72,04 triliun. Sedangkan tabungan baru Rp 42,72 triliun.
"Kami akan mencoba untuk memperbanyak dana murah ritel agar lebih stabil. Selama ini, dana murah kami masih didominasi dana non ritel sehingga gampang terjadi fluktuasi kalau institusi itu melakukan penarikan dana," kata Jasmin, Senin (15/2).
Salah satu inovasi yang sudah dilakukan BTN dalam rangka transformasi menjadi bank tabungan adalah me-relauching mobile banking BTN dengan tampilan baru dan fitur-fitur lengkap.Fitur-fitur tersebut diupdate secara berkelanjutan menyesuaikan kebutuhan nasabah dan mengikuti tren transaksi di masyarakat.
Jamin berharap, pengembangan layanan mobile banking tersebut, nasabah dapat terus meningkatkan transaksi keuangan menggunakan Tabungan Bank BTN secara nyaman, mudah, dan pastinya aman.
Tahun 2020 lalu, BTN juga telah meluncurkan program loyalty “Batara Spekta” untuk nasabah tabungan dengan sistem Poin. Semakin besar saldo dan semakin sering bertransansi, maka semakin banyak Poin yang didapatkan oleh Nasabah.
Poin dapat ditukarkan dengan voucher-voucher pilihan, diikutkan dalam program lelang, serta dapat diikutkan dalam program undian. Pengundian di periode 2020-2021 akan dilaksanakan pada akhir Februari 2021 dengan berbagai hadiah menarik, seperti rumah, mobil, motor, sepeda, serta ratusan hadiah lainnya.
Strategi lain untuk meningkatkan tabungan yang sudah dilakukan perseroan adalah dengan meningkatkan branding, promosi dan campaign Tabungan Bank BTN dengan tepat sasaran dan lebih aktif sehingga masyarakat dapat menabung, dan merencanakan keuangannya untuk memiliki rumah di Bank BTN. #HGCTHI (Hidup Gak Cuma Tentang Hari Ini).
Dari sisi produk, BTN menawarkan produk yang diberi nama BTN Solusi. Ini merupakan produk bundling antara payroll dengan kredit. Jadi, nasabah yang memiliki payroll di BTN diberikan rate KPR khusus yang lebih rendah dari nasabah umum. BTN juga fokus menggarap transaksi untuk ekosistem di sektor perumahan mulai dari pembayaran service charge, notaris, asuransi, bahan bangunan, dan lain-lain.
Tahun 2021, BTN akan terus melakukan pengembangan produk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Bulan Februari ini, perseroan akan meluncurkan Tabungan Investa. Ini merupakan produk tabungan yang memberi bunga lebih tinggi dari tabunan normal. Selanjutnya, bakal diluncurkan Tabungan Bisnis yang dikhususkan bagi para pebisnis di sektor perumahan.
"Semua upaya yang kami lakukan tersebut merupakan wujud BTN yang tengah serius menggarap tabungan. Dengan strategi-stratgei itu, diharapkan tabungan bisa tumbuh konsisten sekitar 13%-15% per tahun," ujar Jasmin.
Sementara untuk pengembangan dana murah di luar tabungan, BTN akan fokus membidik instansi pemerintahan/kelembagaan yang selama ini masih belum maksimal di akuisisi. Perseroan juga akan fokus pada perusahaan-perusahaan BUMN beserta anak-anaknya dalam meningkatkan dana dan mengoptimalkan penjualan BTN Solusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News