kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren hapus buku kredit macet naik


Senin, 02 November 2015 / 11:32 WIB
Tren hapus buku kredit macet naik


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Tren penurunan ekonomi nasional, berdampak pada peningkatan risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) perbankan. Upaya penagihan yang belum membuahkan hasil, menyebabkan aksi hapus buku (write off) kredit macet per September 2015 cenderung naik.

Seperti tertuang dalam laporan keuangan Bank Central Asia (BCA) pada September 2015, nilai aset produktif yang dihapus buku (write off) mencapai Rp 1,27 triliun. Angka ini naik dari posisi yang sama setahun lalu Rp 951,1 miliar.

Pada saat yang sama, nilai recovery (pemulihan) aset yang berhasil dibukukan BCA hingga September 2015 mencapai Rp 557,08 miliar, dari sebelumnya Rp 444,32 miliar (lihat tabel).

Rudy Susanto, Managing Director Bank BCA mengatakan, sebagian besar dari hapus buku berasal dari sektor kredit konsumer dan UKM. Pada sektor konsumer, write off BCA utamanya berasal dari kredit otomotif mobil, motor dan kartu kredit. “Terkait penghapusan kredit, ini rutin kami lakukan. Tahun ini memang agak naik tipis,” ujar Rudy, pekan lalu (28/10).

Aksi write off menyebabkan nilai NPL BCA terjaga di bawah angka 1%, tepatnya 0,73% hingga September 2015 dari sebelumnya 0,66%.

Di Bank Mandiri, write off kredit hingga September tahun ini juga meningkat. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga September 2015, jumlah kredit Bank Mandiri yang dihapus buku mencapai Rp 3,5 triliun.

Budi menyebutkan, sumber utama write off berasal dari kredit sektor pertambangan. “Tahun depan write off kredit diperkirakan masih akan naik,” imbuh dia.

Meski sudah menghapus buku kredit cukup besar, namun NPL bank berlogo pita emas itu masih bertumbuh. Yakni, naik dari 2,16% menjadi 2,81% per September 2015.

Namun kondisi sebaliknya terjadi pada BNI. Hingga September, nilai write off BNI turun dari Rp 2,53 triliun menjadi Rp 1,66 triliun. Adapun NPL BNI pada periode yang sama naik dari 2,23% menjadi 2,83%.

Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni bilang, restrukturisasi kredit macet BNI diupayakan. Hasilnya, "Ada yang berhasil mengembalikan cadangan kerugian," imbuh Baiquni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×