kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Upaya menekan NPF bank syariah


Sabtu, 26 November 2016 / 10:36 WIB
Upaya menekan NPF bank syariah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bisnis perbankan syariah secara bertahap terus membukukan pertumbuhan yang cukup berarti. Namun, seperti bisnis perbankan konvensional, bisnis perbankan syariah juga tidak terlepas dari persoalan pembiayaan bermasalah.

Menurut catatan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), pangsa pasar perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional saat ini sebesar 5,3%. Di sisi lain, rasio pembiayaan bermasalah alias non performing financing (NPF) hingga September 2016 mencapai 4,7%.

Tingkat NPF tersebut relatif turun dari posisi Agustus 2016 yang mencapai 4,9%. Asbisindo optimistis, rasio pembiayaan bermasalah dapat ditekan hingga ke level 3,45% pada tahun 2017.

Kendati demikian Direktur Syariah Bank Permata Achmad K. Permana memprediksi sulit bagi industri syariah untuk menekan NPF hingga ke bawah level 4% pada tahun 2017 mendatang. Menurut Achmad, salah satu penyebab NPF bank syariah cenderung tinggi adalah karena 70% bisnis syariah berbasis angsuran dengan nominal yang cukup tinggi.

“Kalau angsuran tinggi, NPF semakin besar,” terang Permana, Jumat (25/11). Permana mencontohkan, saat ini di Bank Permata Syariah dalam satu bulan pihaknya menerima angsuran sedikitnya Rp 400 miliar.

Jika Bank Permata Syariah tidak cermat mengatur ulang alokasi pembiayaan, otomatis NPF bank ini akan semakin tinggi. “Industri juga demikian. Kalau aset tidak tumbuh, maka NPF akan naik,” ujar Permana.

Sekretaris Jenderal Asbisindo tersebut juga menjelaskan, pada tahun 2017 diperkirakan NPF Bank Permata Syariah akan berada di kisaran 4% meski ada kecenderungan membaik di semester II menyusul restrukturisasi kredit yang akan dilakukan.

Adapun per September 2016, Dana Pihak Ketiga (DPK) industri perbankan syariah meningkat 20,16% dibandingkan setahun lalu menjadi Rp 263,52 triliun. Adapun pembiayaan meningkat 12,91% menjadi Rp 235,01 triliun.

Sebelumnya, Asbisindo menargetkan tahun depan aset perbankan secara industri meningkat 12% hingga 15%. Pada kuartal III 2016, total aset bank syariah mencapai Rp 331,76 triliun.

Direktur Utama BNI Syariah, Imam Teguh Saptono mengatakan, laju NPF tetap bergantung pada kondisi ekonomi. "Harapannya dari segi aset, pangsa pasar khususnya pembiayaan tahun depan bisa meningkat sehingga menekan NPF," kata Imam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×