kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank fokus mewaspadai kredit berkategori perhatian khusus


Jumat, 02 Februari 2018 / 09:09 WIB
Bank fokus mewaspadai kredit berkategori perhatian khusus
ILUSTRASI. ilustrasi kredit UKM Bank BNI


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BUMN mewaspadai kredit dalam perhatian khusus atau yang masuk dalam kategori kolektibilitas 2. Kredit jenis ini belum masuk kredit bermasalah, namun rentan menjadi kredit macet alias non performing loan (NPL).

Sepanjang tahun 2017, kredit yang dalam perhatian khusus bank pelat merah, menurut data Kementerian BUMN, sebesar  Rp Rp 88,6 triliun. "Jumlah ini mencapai 4% dari total kredit bank BUMN sepanjang 2017," ujar Gatot Trihargo, Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan.

Secara umum, kredit bank BUMN yang masih dalam kategori lancar atau kolektibilitas 1, mendominasi hingga sebesar 93% dari total kredit. Sedangkan, untuk kolektibilitas tidak lancar atau yang masuk NPL, terdiri dari kurang lancar sebanyak 0,46%, diragukan 0,45% dan macet 1,57% dari total kredit.

Yuddy Renaldi, SEVP Remedial dan Recovery PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, kredit dalam perhatian khusus rentan turun menjadi NPL jika kondisi ekonomi kurang kondusif. "Kredit dalam perhatian khusus mayoritas disumbang segmen komersial. Segmen ini gampang goyang karena banyak debitur yang secara ekuitas tidak terlalu kuat," tutur Yuddy kepada KONTAN, Kamis (1/2).

Jika ada perubahan dalam kebijakan ekonomi, debitur komersial ini rentan terdampak dan dampaknya ada pada pemenuhan kewajiban bank. Dalam rangka antisipasi, BNI terus melakukan pemantauan.

BNI juga akan mengupayakan restrukturisasi sederhana, misalnya penjadwalan kembali kewajiban pokok dan bunga disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Hal ini agar kewajiban kredit bisa tetap terjaga dan tidak ada kredit bermasalah yang baru.

Bank swasta pun mengawasi ketat kredit yang masuk perhatian khusus. Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, secara umum NPL BCA sudah stabil di kuartal III 2017 sebesar 1,5%. "Segmen yang banyak menyumbang kredit kolektibilitas 2 di BCA adalah properti, konstruksi, dan transportasi," kata Jan Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×