Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Resona Perdania mengaku kredit macet di properti merupakan penyebab kenaikan pencadangan. Kenaikan pencadangan ini membuat biaya operasional bank naik.
Atsushi Tahara, Direktur Utama Bank Resona bilang, kredit macet sektor properti merupakan salah satu penyumbang kredit macet bank asal Jepang ini. "NPL mayoritas di properti," kata Atsushi ketika ditemui setelah konferensi pers, Kamis (1/2).
Sebagai gambaran saja, kuartal ketiga 2017, Bank Resona mencatat rugi Rp 323 miliar. Rugi ini berbanding terbalik dengan keuntungan pada periode sama 2016 sebesar Rp 166 miliar.
Kerugian ini disebabkan biaya operasional yang naik 335% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 605 miliar. Sedangkan pendapatan bunga bersih turun 13% yoy menjadi Rp 231 miliar.
Penurunan pendapatan bunga bersih ini karena kredit hanya tumbuh 1% yoy Rp 10,13 triliun. Karena debitur bermasalah properti ini bank menaikkan CKPN 167% dan kerugian penurunan nilai aset keuangan naik 1262% menjadi Rp 477 miliar.
Meskipun demikian NPL Bank Resona 2,08% turun 40 bps secara tahunan. Manajamen belum mengkonfirmasi penurunan NPL ini namun sumber KONTAN menyebut ini karena bank melakukan restrukturisasi kredit bermasalah yang ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News