Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BUMN mewaspadai kredit dalam perhatian khusus atau yang masuk dalam kategori kolektibilitas 2. Kredit jenis ini belum masuk kredit bermasalah, tapi sangat rentan turun menjadi kredit macet atau non-performing loan (NPL).
Gatot Trihargo, Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan mencatat, kredit dalam perhatian khusus Bank BUMN sepanjang 2017 sebesar Rp Rp 88,6 triliun.
"Jumlah ini mencapai 4% dari total kredit bank BUMN sepanjang 2017," kata Gatot, Rabu (31/1).
Meskipun demikian Kementerian BUMN mencatat secara umum kredit bank BUMN masih dalam kategori lancar atau kolektibilitas 1,93% dari toal kredit.
Untuk kolektibilitas tidak lancar atau yang masuk NPL, Gatot merinci kurang lancar sebesar 0,46% dari total kredit. Kredit dengan status diragukan 0,45%, dan macet 1,57% dari total kredit.
Maryono Direktur Utama BTN mencatat sepanjang 2017, jumlah kredit dalam perhatian khusus yang ada sebesar Rp 17,5 triliun. "Mayoritas Rp 176 triliun masih dalam kategori lancar," kata Maryono, Rabu (31/1). Sedangkan yang masuk kategori macet sebesar Rp 4,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News