kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kredit masih lesu, simpanan valas perbankan juga stagnan


Jumat, 02 Februari 2018 / 08:51 WIB
Kredit masih lesu, simpanan valas perbankan juga stagnan
ILUSTRASI. DPK Perbankan nasional


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun 2017, Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi perlambatan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Tanpa terkecuali pada simpanan valuta asing (valas).

Lewat analisis uang beredar per akhir Desember 2017 yang dirilis BI, DPK valas pada Desember 2017 tumbuh hanya 0,3% menjadi Rp 707,8 triliun. Padahal pada November 2017, pertumbuhannya masih mencapai sebesar 1,2%.

Perlambatan pertumbuhan itu juga seiring dengan perlambatan DPK secara keseluruhan. Data BI mengungkapkan, DPK industri di Desember 2017 naik 8,3% menjadi 
Rp 4.433,7 triliun. Adapun November 2017, pertumbuhan DPK mencapai 9,1% dari periode yang sama tahun 2016.

Mencermati kondisi tersebut, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Anton Gunawan menilai, DPK valas sangat terpengaruh pergerakan kurs. Jika perubahan kurs valas ke arah yang membaik, tentu permintaan permintaan kredit dan pasokan dana bakal lebih meningkat.

Anton melihat, situasi ini tergantung pada volatalitas perubahan kurs. Kalau volatil, belum tentu membangun perspektif bahwa pinjaman jadi bisa lebih murah. "Demikian juga sebaliknya dari sisi simpanan," tutur Anton, Kamis (1/2).

Pada beberapa waktu terakhir, kurs dollar AS juga melemah. Hal tersebut menyebabkan investor dan deposan belum tertarik pada mata uang tersebut. Sentimen kenaikan fed fund rate (FFR) sebanyak tiga kali pada 2018 ini juga sudah diantisipasi oleh pasar. 

Hanya saja, jika FFR bisa naik hingga 4 kali dalam setahun, diperkirakan dollar bakal membaik dan permintaan akan ikut meningkat.

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem menyebut, DPK valas BCA menurun meski tipis. "Dibanding tahun sebelumnya, DPK valas menurun, namun tidak terlalu banyak," ujar Santoso.

Secara total, per Januari 2018, BCA mencatat perolehan DPK Rp 548 triliun, tumbuh tipis 4% dari periode sama tahun 2017. Dari total DPK BCA tersebut, DPK valas berjumlah Rp 47,6 triliun.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk, Rohan Hafas mengatakan, pihaknya tidak terlalu gencar menumbuhkan DPK valas. Sebab hal itu sangat bergantung pada kebutuhan dan pertumbuhan kredit valas. "Pertumbuhan kredit valas relatif stagnan. Pertumbuhan DPK valas juga linear seperti itu," tutur Rohan. 

Dia menambahkan, pertumbuhan DPK valas tahun ini juga terbatas. Maklum, permintaan kredit juga masih relatif rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×