kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rasio biaya operasional BPD masih menggerus pendapatan


Selasa, 23 Januari 2018 / 15:17 WIB
Rasio biaya operasional BPD masih menggerus pendapatan
ILUSTRASI. Papan Ppetunjuk Suku Bunga Tabungan dan Deposito


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mencatat bank konvensional kini memiliki rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 78,37% per November 2017. Angka ini tercatat terendah selama 11 bulan terakhir.

Sementara secara tahunan, BOPO juga turun sebanyak 227 basis poin (bps) dari posisi 80,64% di November 2016 silam. OJK menyebut, berdasarkan jenisnya, bank persero atau bank plat merah mencatat BOPO terendah di bulan November 2017 sebesar 72,84%, turun cukup dalam dari posisi tahun lalu 76,14%.

Sementara itu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) konvensional mencatat rasio BOPO sebesar 77,82% atau meningkat dari posisi November 2016 sebesar 76,88%.

Meski begitu, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menilai pihaknya telah melakukan efisiensi cukup besar dalam setahun terakhir. Pasalnya, meski masih lebih tinggi dibanding rata-rata industri, rasio BOPO Bank Banten pada bulan November 2017 tercatat sebesar 117,21%, jumlah ini turun drastis dari posisi November 2016 sebesar 187,17%.

Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa menyebut penyebab terjadinya penurunan BOPO disebabkan oleh pendapatan bunga yang lebih maksimal di perseroan. Terutama dari penyaluran kredit ke sektor konsumer, dalam hal ini kredit kepada aparatur sipil negara (ASN) dan sektor komersial. Serta diiringi dengan strategi manajemen menurunkan beban bunga dengna menggantikan dana yang berbiaya mahal dengan dana murah.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit Bank Banten yang melesat tajam sepanjang tahun 2017 sebesar 56% yang mendorong pendapatan bunga kredit meningkat.

"Penurunan biaya operasional (OPEX/Operational Expense) diantara biaya tenaga kerja, biaya umum dan biaya operasional lainnya seiring dengan penutupan beberapa kantor cabang juga menjadi strategi manajemen dalam efisiensi pengeluaran biaya," ungkap Fahmi kepada Kontan.co.id, Selasa (23/1).

Sementara untuk tahun ini, Bank Banten memproyeksi rasio BOPO bakal dapat ditekan hingga berada di bawah 100%.

Selain itu, BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) juga mencatat penurunan BOPO dalam setahun terakhir. Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto menyatakan pada akhir 2017 BOPO perseroan dapat dijaga di level 78,43% atau menurun dari posisi tahun sebelumnya yang mencapai 79,54%,

Hal ini dikarenakan adanya efisiensi perseroan pada biaya operasional. Edie mengatakan tahun ini pihaknya akan terus menjaga efisiensi, sementara BOPO akan dijaga di level konservatif sebesar 79% pada tahun 2018.

"Kami minta kepada pimpinan unit untuk melakukan efisiensi sampai 10% hingga 20% walaupun setiap unit sudah menganggarkan biaya di RBB (rencana bisnis bank)," pukasnya.

(Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang)


BPD makin efisien tahun 2017

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×